Slide show

I want I can. Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.
MAKALAH
PRODUKSI TANAMAN PANGAN
PENTINGNYA  IRIGASI DALAM BUDIDAYA PADI GADU
Oleh :

KELOMPOK      :
3
Anggota              :
Trio candra

Julia wulandari

Kerly defi hidayat

Riski R. Lubis

Resti okfitasari





PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014


I.      PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
     Padi Gadu adalah tanaman padi yang di tanam pada musim tanam kemarau yang telah ditetapkan dalam rencana tata tanam atau dinamakan Gadu Ijin.(Arochman,2011)
Walaupun padi dapat ditanam sepanjang tahun, namun pada dasarnya petani menanam padi berdasarkan ketersediaan air, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga periode tanam yaitu :
1.      Musim tanam utama, pada bulan Nopember, Desember, Januari, Pebruari dan Maret
2.      Musim tanam gadu, pada bulan April, Mei, Juni, Juli
3.      Musim tanam kemarau, pada bulan Agustus, September, dan Oktober.(Sunarno,2011)
     Penanaman padi gadu sering mengalami kekurangi air pada fase primordia (bulan juni dan juli). Musim kemarau yang dikwatirkan bagi banyak orang akan menjadi musibah kekeringan ternyata untuk sebagai orang atau sebagai besar petani contohnya petaniKerawang yang sedang melaksanakan panen padi gadu merupakan bentuk keuntungan tersendiri karena jika melaksanakan panen padi gadu hasil panenya bagus dan harga padinya jauh melampaui harga dasar padi yang ditetapkan pemerintah.Padi gadu merupakan padi yang ditanam di ujung musim hujan, untuk dapat dipanen pada masa musim kemarau. Padu gadu hanya dapat ditanam pada daerah yang irigasinya baik atau dekat sumber air.Untuk daerah irigasi yang luas yang diatur/dibagi menurut golongan biasanya penanaman padi gadu ditentukan oleh pemerintah setempat.Waktu untuk mengerjakan pada padi gadu sangat sempit karena persediaan air pada musim kemarau yang cukup terbatas.
Panen padi gadu pada umumnya menghasilkan beras bermutu bagus, tetapi jumlahnya tidak sebanyak beras pada penen raya. (Sunarno,2011)
Padi gadu dapat ditanam hanya di daerah yang irigansinya baik atau dekat sumber air. Untuk daerah irigasi yang luas yang diatur/ dibagi menurut golongan, maka menanam padi gadu ini ditentukan oleh pemerintah.(Hardjodinomo,1970). Hal ini menunjukkan bahwa irigasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembudidayaan tanaman padi gadu.



1.2    Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya peranan irigasi bagi kegiatan budidaya tanaman padi gadu.































II.         ISI

          Budidaya padi gadu merupakan salah satu teknik budidaya tanaman padi yang dilakukan pada musim kemarau atau di tanam pada akhir musim penghujan. Seperti dikatakan sebelumnya bawa padi gadu hanya bisa ditanam dan dapat tumbuh dengan baik hanya dengan tatanan irigasi yang baik pula. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang yang kuat antara padi gadu dan tata irigasi.                                                           
          Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Atau dapat juga Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan tanaman.
          Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
(1) Pengairan di atas tanah
(2) Pengairan di dalam tanah (sub irrigation)
(3) Pengairan dengan penyemprotan (sprinkler irrigation)
(4) Pengairan tetes (drip irrigation).
Untuk tanaman padi teknik pengairan yang digunakan adalah pengairan di atas tanah. (Punto,2012)
            Ada beberapa sistem irigasi yang biasa diterapkan dalam sistem budidaya tanaman padi yaitu :
1.    Sistem irigasi terus menerus (continuous flow) dilakukan dengan memberikan air kepada tanaman dan dibiarkan tergenang mulai beberapa hari setelah tanam hingga beberapa hari menjelang panen. Penggunaan sistem ini, dengan mempertimbangkan : penerimaan respon yang baik pada waktu pemupukan, menekan pertumbuhan gulma, dan menghemat tenaga untuk pengolahan tanah.
2.    Irigasi bergilir (rotational irrigation)merupakan teknik irigasi dimana pemberian air dilakukan pada suatu luasan tertentu untuk periode tertentu, sehingga areal tersebut menyimpan air yang dapat digunakan hingga periode irigasi berikutnya dilakukan.
3.    Irigasi berselang (intermittent irrigation) merupakan sistem pemberian air ke lahan sawah dengan level tertentu kemudian pemberian air berikutnya dilakukan pada periode tertentu setelah genangan air pada level tersebut surut hingga tidak terjadi genangan. (Riki,2010)


Dari ketiga sistem di atas, sistem irigasi berselang merupakan sistem yang dapat diandalkan. Hal tersebut, sesuai dengan pendapat Khrisnasamy et al., (2003) dalam Las (2007) yang ditulis kembali oleh Riki(2010). Irigasi berselang dapat meningkat hasil padi sebesar 7%, dibanding hasil pada lahan yang digenangi terus menerus, sementara hasil padi dengan irigasi bergilir meningkat 2%. Kebutuhan air irigasi untuk sistem penggenangan terus-menerus mencapai 725 mm, sedangkan untuk rigasi bergilir dan berselang masing-masing 659 mm dan 563 mm. Lebih lanjut khrisnasamy et al.,(2003) menyatakan bahwa, produktifitas lahan pada irigasi berselang lebih tinggi 6,73 % dibandingkan penggenangan, dan dengan sistem tersebut penggunaan air irigasi dapat dihemat hingga 21 % lebih tinggi dari sistem penggenangan. Efisiensi irigasi dengan sistem irigasi berselang mencapai 77%, lebih tinggi dibanding pada sistem penggenangan terus menerus (52%) dan sistem irigasi bergilir (68%).Sesuai pendapat khrisnasamy et al.,(2003) tersebut, penerapan irigasi berselang sudah saatnya mengganti sistem irigasi terus menerus yang selama ini sudah diterapkan. Penerapan irigasi berselang sangat membutuhkan kondisi sarana irigasi yang memadai. Jika dilihat pada kondisi saat ini, banyak di temukan jaringan irigasi yang sudah rusak. Untuk itu dalam rangka meningkatkan hasil produksi padi, maka penerapan irigasi berselang perlu diterapkan. Hal pendukungnya, yaitu sarana irigasi perlu dilakukan rehabilitasi, agar dapat berfungsi dengan baik untuk mendukung pengairan berselang tersebut.
          Untuk daerah yang dekat dengan tegalan biasanya dibuat persemaian untuk gadu. Tegalan yang dapat dibuat yaitu tegalan sebagai persemaian kering. Daerah yagn tidak ada tanah tegalnya, dapat menyisihkan beberapa petak yagn cukup luas untuk persemaian gadu yagn ditanami degna njenis genjahyang segera dapat dipanen dan terus dibuat persemaian. Cara menyemaian sama dengan untuk jenis rending.
          Waktu untuk mengerjakan tanah pada padi gadu sangat sempit. Ini disebabkan oleh persediaan air yang di musim kemarau terbatas. Oleh karena itu mengerjakan sawah untuk gadu  ini sangat ekstensif. Di daerah Kerawang sesudah padi rending dipanen, jerami dipotong terus dikumpulka di sisi petakan. Bila lumpurnya masih baik terus ditanami saja di antara tanaman lama. Yang lumpurnya keras dibajak atau dipacul sekali, terus diratkaan kemudian ditanami. Dengan demikian hasil padi gadu ini rendah bila dibandingka dengan padi rendengan.




III.    KESIMPULAN DAN SARAN

3.1    Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa irigasi merupakan unsur terpenting yang sangat mempengaruhi produksi tanaman padi gadu mengingat padi gadu merupakan tanaman yang ditanam pada akhir musim kemarau, sehingga pengaturan tata irigasi yang tepat akan sangat menentukan produksi dari padi gadu tersebut.

3.2    Saran
Sebelum penanaman padi gadu sebaiknya direncanakan terlebih dahulu tata igirasi yang tepat agar dan dari berbagai sistem irigasi yang ada, sebaiknya gunakan sistem irigasi berselang karena merupakan irigasi yang terbaik dari semua sistem irigasi yang digunakan.
















DAFTAR PUSTAKA

Arochman, Bambang.2011.PERATURAN BUPATI TEMANGGUNGNOMOR 22 TAHUN 2011.http://103.247.14.86/.../PERBUB%20NOMOR%2022%20TAHUN%202011%...com.4 Desember 2014
Anonim.2009.Pengelolaan Air Pada Sawah Irigasi.www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp_09.pdf.5 Desember 2014
Hardjodinomo, Soekirno.1970. Bertanam Padi. Bandung: Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Punto,Ririn.2012.http://puntorini.blogspot.com/2012/11/irigasi-pengairan-pada-tanaman-padi_2222.html.4 Desember 2014
Riki.2010.Mengenal 3 Cara Pemberian Air Pada Padi Sawahhttp://peduliku.blogdetik.com/?p=19. 4 Desember 2014
Sumarno.2013.Periodisasi  Musim Tanam Padi SebagaiLandasan Manajemen Produksi Beras Nasional. 176.181.70/bppi/lengkap/st080206-1.pdf. 4 Desember 2014


Tidak ada komentar: