Slide show

I want I can. Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.

Laporan praktikum Penyakit Tanaman POSTULAT KOCH

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN (AGT-325)
POSTULAT KOCH
(Penyakit Pada Buah Jeruk)
logounib copy.png
Oleh :
Kelompok             : 1
 Anggota                :  1. Trio Candra      
2. Rial Mustiarif
3. Rendi Rahman
4. Hendra Bangun H
Nama Inang           : Buah Jeruk (Cittrus sp.)
Shift                       : Senin, Pukul 10.00 – 12.00 WIB.
Co-Ass                   : Vebri Arianti
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Tunjung Pamekas M.Sc

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Setiap tanaman yang dibudidayakan memiliki hama dan penyakitnya masing-masing, maksudnya adalah setiap tanaman memiliki hama dan penyakit khusus yang dapat menyerang tanaman yang dibudidayakan, namun ada juga hama dan penyakit yang dapat menyerang beberapa tanaman yang menjadi inangnya.
Sejarah adanya penyakit tanaman telah tertulis di kitab injil (perjanjian lama) yaitu adanya penyakit “blight dan mildew” yang menyerang dan cukup membuat dunia gentar. Kemudian juga tertulis dalam Kitab Suci Al-Quranul Karim, pada Abad ke VI, yaitu pada Surat Al-Qolam ayat 17-20, yang menyatakan bahwa Allah subhanahu wataala berfirma “Kami (Allah) telah menguji pemilik kebun (anggur), ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti  akan panen esok hari, mereka lupakan (dalam pembicaraannya) hak-hak fakir-miskin, akibatnya Allah turunkan pada malam harinya organisme penyebab penyakit (bisa jamur, virus, atau bakteri) pada saat pemilik kebuntersebut tertidur lelap, hingga nampaklah kebun tersebut (menunjukkan gejala) hitam lekam. Ini adalah bukti bahwa keberadaan penyakit tanaman memang sudah ada dari zaman dahulu (Ika Rochdjatun S, 1990)
Selama ini  pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida, baik pestisida kimia sintetik, maupun pestisida nabati. Pengendalian secara kimia sintetik tentunya lebih memikat hati para petani, karena penggunaannya yang cepat dan lebih terlihat. Oleh karena itu, harus ada penyadaran masyarakat, khususnya para petani agar mulai dari sekarang mulai meminimalisir kesalahan dalam merawat tanaman yang dibudidayakannya, agar kesehatan masyarakat di Indonesia ini semakin meningkat, setidaknya untuk keluarga dan tetangganya, perhatian pemerintah juga harus lebih dibidang pertanian ini, karena ini juga termasuk proyek keselamatan manusia khususnya bangsa Indonesia ke depannya.

1.2              Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mendiagnosis suatu penyakit tumbuhan dengan menggunakan postulat koch.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni (Perhutani, 1999). Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi (Hermanto, 2012).
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Sadiqul, 2010).
Perkembangan suatu penyakit pada tumbuhan inang didukung oleh tiga faktor, yaitu inang yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan yang mendukung. Patogen terbukti memiliki daya virulensi yaitu keberhasilan untuk menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas. Gejala layu dan rontok pada daun seiring dengan perkembangan bercak dapat diduga sebagai akibat dari substansi-substansi yang disekresikan oleh patogen dalam mekanisme penyerangannya untuk melumpuhkan inang. Kelompok-kelompok utama substansi yang disekresikan patogen ke dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan timbulnya penyakit, baik langsung atau tidak langsung adalah enzim, toksin, zat pengatur tumbuh, dan polisakarida (Semangun,1996).
Perkembangan penyakit juga bergantung pada faktor lingkungan, setelah faktor inang dan patogen. Fungi patogen dalam perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban, oksigen, derajat kemasaman (pH) dan cahaya. Kisaran suhu terendah yang diduga turut mendukung fungi patogen untuk berkembang biak, seperti yang dinyatakan oleh Ullstup (1939) dalam Ogoshi et al ., (1985).
            Salah satu metode isolasi patogen yang cukup mudah dilakukan adalah postulat koch. Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert Koch pada 1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890. Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-musabab antara parasit dan penyakit. Ia


menerapkannyauntuk untuk menentukan etiologi antraks dan tuberkulosis, namun semuanya telah dierapkan pada penyakit lain (Anonim, 2012).
            Teknik Postulat Koch meliputi empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala penyakit dengan tanda penyakit (pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu membuat biakan murni pathogen pada media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi adalah menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan mendapatkan gejala yang sama dengan tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen yang sama dengan tahap isolasi (Gilang, 2012).
            Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa.Kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali (Hakikah, 2010).
            Menurut Purnomo (2013), Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
1.      Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
2.      Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium.
3.      Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
4.      Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah terinfeksi tersebut.



BAB III
METODELOGI

3.1  Alat dan bahan
                 Alat yang di gunakan : Incase, Mikroskop cahaya, cawan petri, jarum pengait, nampan, dan bunsen. Bahan yang digunakan : Media PDA, NA, Buah jeruk terserang , buah jeruk sehat, dan aguades.

3.2  Cara kerja
1.      Menyiapkan buah jeruk yang terserang oleh peyakit,  amati gejala dan tanda yang tampak. Stelah pengamatan makroskopis gejala dan tanda, tanda yang ada, tanda yang ada di lakukan pengamatan mikrokopis dengan mengambil gambarnya.
2.      Lakukan isolasi patogen yang berasosiasi pada buah dengan madia PDA. Isolasi di lakukan secara aseptik di incase dengan tanam jaringan atau dengan cara pengambilan tanda pada buah dan langsung ditransfer ke media. Setelah inkubasi 2-4 hari amati hasil isolasi. Untuk menghasilkan baiakan murni maka dilakukan reisolasi dengan mentransfer ke media baru, kemudian inkubasi. Setelah dapat biakan murni, amati secara mikroskopis dan makrokopis baiakan yang di dapatkan.
3.      Setelah mendapatkan biakan murni maka dilanjutkan dengan inokulasi yaitu penularan pada buah yang masih sehat. Inokulasi di lakukan secara aseptik di incase dengan cara menularkan baiakan pada bagain tanaman sehat yang sudah dilukai. Lakukan proses inkubasi pada suhu kamar hingga terlihat gejala dan tanda penyakit. Gejala da tanda yang diamati digunakan untuk perbandingan pada gejala awal pada langkah 1. Lakukan pengamatan mikroskopis pada tanda yang terlihat pada buah yang di inokulasikan biakan yang diduga patogen.
4.      Tanda yang telah terlihat pada buah yang dilakukan inokulasi dilakukan isolasi hingga dapat baiakan yang murni. Mengamati hasil biakan murni secara mikroskopis dan makrskopis. Langkah selanjutnya adalah membanding gejala awal dengan gejala pada buah yang dilakukan inokulasi dari biakan murni yang hasilkan. Membandingkan hasil pengamatan mikroskopis pada tahap awal hingga akhir untuk melihat apakah patogen yang diolasi pada jeruk sakit sama dengan patogen hasil inokulasi pada tanaman yang sehat.
5.      Biakan murni yang berasal dari buah yang diinokulasikan kemudian dilakukan identifikasi untuk menentukan nama penyakit dan patogen yang menyerang.
6.      Menyisakan satu cawan baiakan murni uantuk keperluan koleksi.



BAB IV
DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pengamatan Gejala dan Tanda (Asosiasi)
GEJALA
TANDA
1.      Kulit luar dari buah jeruk mengkeriput.
2.      Busuk dan basah dengan warna hitam kecoklatan.
3.      Gejala terjadi di dekat bekas tangkai buah.
Terdapat miselium dari patogen dengan warna putih dan agak sedikit hijau kehitaman
*Pengamatan dilakukan pada buah jeruk yang di diaknosis terinfeksi penyakit
HIPOTESIS (H1) : Penyakit ini disebabkan oleh cendawan cendawan Colletotrichum gloeosporiodes.
H1 : Penyakit ini disebabkan oleh cendawan cendawan Aspergillus sp
Miselium
 
Text Box: Gambar 1. Buah jeruk terserang penyakit2015-03-09 10.11.17.jpg
Gambar. 2 Biakan Hasil isolasi 1
 
2015-03-19 16.07.33.jpg
Gambar diatas merupakan hasil dari isolasi 1, warna putih menunjukkan hifa dari cendawan yang berkembang pada media
Spora
 
Gambar.3 Pengamatan secara mikroskopis biakan murni hasil isolasi 1
 
2015-03-23 11.24.04.jpg

           

2015-03-23 11.58.28.jpg
Gambar. 4 Proses inokulasi

            Tabel 1 menunjukkan bahwa gejala yang tampak berupa busuk dan keriput pada kulit buah jeruk dengan warna hitam kecoklatan yang disertai bau busuk. Sedangkan tanda berupa hifa dari patogen dengan warna putih dan agak sedikit hijau kehitaman, tanda ini tampak secara makroskopis.
            Menurut Semangun (2004) penyakit dengan gejala awal timbul bercak kecil, bulat, kebasah-basahan, yang kemudian membesar dan warnanya berubah menjadi cokelat. Kemudian timbul miselium jamur berwarna putih yang akhirnya membentuk spora (konidium) berwarna hitam. Buah yang busuk mengeluarkan bau fermentasi. Secara mikroskopis, jamur Aspergillus sp. warna hifa hialin, konidiofor sederhana dan hialin penyakit ini disebabkan oleh jamur Aspergillus niger v. Tiegh.
            Sedangkan jika dilihat dari letak gejalanya mengarah akan gejala penyakit yang dsebabkan Colletotrichum gloeosporiodes. Penyakit ini menyerang bagian kulit buah, tangkai buah dan batang. Gejala yang ditimbulkan, mula-mula di dekat tangkai buah tampak berwarna hitam cokelat, kulit yang terang nampak kering, berwarna hitam cokelat dan kelihatan kisut-kisut Secara mikroskopis, koloni jamur Colletotrichum sp. berbentuk bulat telur dengan tepi tidak rata, hifa bersekat dan bercabang (Semangun, 2004). Sehingga didapat hipotesis bahwa penyakit ini kemungkinan disebabkan oleh cendawan Aspergillus sp atau  cendawan Colletotrichum gloeosporiodes sehingga perlu dilakukan langkah-langkah postulat koch selanjutnya.
Gambar 2. Mikroskopis patogen pembesaran 40x10
 
Text Box:  spora2015-03-09 11.09.42.jpg
            Langkah selanjutnya dalam postulat koch ilah melakukan isolasi yaitu dengan memindahkan inokulum patogen dari inang yang terserang ke media PDA (Potato dextrose agar). Isolasi dilakukan pada ruangan ecase atau LAF(Laminar air flow) dengan peralatan yang digunakan ialah lampu spritus, jarum L, cawan petri, larutan PDA, buah yang terjangkit. Hingga diperoleh biakan murni. Dari hasil isolasi ini didapat biakan dengan pertumbuhan miselium dari cendawan sangat baik, miselium hifa berwarna putih. Dari 2 biakan pada PDA terdapat 1 yang terkontaminasi. Terjadinya kontaminasi ini dapat disebabkan karena kurang steril dari peralatan yang digunakan dan media terlalu lama terbuka pada saat peletakan inokulum cendawan. Pada proses isolasi kesterilan alat dan media sangat diperlukan karena penting untuk menjaga supaya tidak tumbuh mikroba lain yang tidak diinginkan(kontaminasi) (Gilang, 2012).
            Tahap selanjutnya ialah inokulasi. Inokulasi patogen adalah salah satu cara peremajaan secara aseptik ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair. inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Semangun, 2004).
            Pada praktikum kali ini biakan murni yang didapat dari proses isolasi di inokulasikan pada buah jeruk yang sehat dengan tujuan untuk mengetahui gejala dan tanda dari hasil inokulasi sama atau tidak dengan gejala pada tahap awal POSTULAT KOCH (Asosiasi) sehingga mampu menjawab hipotesis awal. Dari hasil inokulasi didapat bahwa seluruh sampel yang diinokulasikan mengalami gejala yang sama yaitu kulit buah mulai mengkerut dan membusuk serta pada waktu yang 2 minggu hampir keseluruhan kulit buah ditutupi oleh miselium cendawan. Miselium yang masih muda (7 hari) berwarna putih dan jika sudah lama akan berubah menjadi hijau kehitaman. Gejala dan tanda ini sama dengan gejala awal saat pengamatan (Asosiasi) sehingga ditarik kesimpulan bahwa patogen yang menyebabkannya sama atau hipotesis (H1) diterima. Akan tetapi untuk menyimpulkan hal tersebut dilakukan pengamatan secara makroskopis dan diketahui bahwa konidia dari patogen mirip dengan konidia dari patogen Colletotrichum gloeosporiodes. Sedangkan membusuknya bagian yang terserang hal itu dapat disebabkan karena lingkungan yang lembab atau tempat penyimpanan buah yang terlalu basah.
images (9).jpg
Gambar. Biakan dan konidia dari Colletotrichum gloeosporiodes. (Mycobologi, 2009)
Gambar. Mikroskopis dari konidia biakan murni

 
2015-03-09 11.09.42.jpg
BAB V
SIMPULAN

Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum kali ini ialah :
1.      Secara sederhana, tahapan Postulat Koch adalah isolasi, reisolasi, inokulasi, dan isolasi/identifikasi dan Postulat Koch hanya dapat dilakukan pada parasit non-obligat.
2.      Pada praktikum ini sering ditemukan adanya kontaminan karena adanya ketidaksterilan langkah kerja praktikan dalam mengisolasi maupun menginokulasi jamur.
3.      Jamur dengan kondisi lembab dan dilukai permukaannya akan lebih cepat tumbuh.
4.      Penyakit busuk pada jeruk percobaan disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides.














DAFTAR PUSTAKA
Gilang, Restu. 2012. Postulat koch. Di unduh          18 APRIL 2015        di
Hakikah, Sylvia. 2010. Postulat Koch. Di unduh 18 APRIL 2015 di http://sylviahakikah08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/postulat-koch/html.
Hermanto, Arif. 2012. Laporan praktikum isolasi patogen tanama. Di unduh 18 APRIL 2015 di http://ahahermanto.wordpress.com/2012/04/29/laporan-praktikum-ipt-isolasi­patogen-tanaman/
Perhutani. 1999. Selayang Pandang Persemaian Permanen Pongpoklandak KPH Cianjur. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat KPH Cianjur. Cianjur.
Purnomo, Bambang dkk. 2015. Penuntun praktikum penyakit tanaman. Laboratorium IHPT : Fakultas Pertanian UNIB
Ogoshi, A., B. Sneh and L. Burpee. 1985. Identification of Rhizoctonia sp. APS Press. Minnesota.
Sadiqul, M. 2010. Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan Isolasi Dan Pemurnian Mikrobia. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada Univ Press. Yogyakarta.
Semangun, H. 2004. Penyakit Tanaman Buah-Buahan. Gajah Mada Univ Press. Yogyakarta.
Sastrahidayat, Ika R. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Usaha Nasional : Surabaya
Wiki. 2013. Postulat koch. Di unduh 19 Maret 2013 di id.wikipedia.org/wiki/Postulat_Koch

LAMPIRAN
2015-03-09 10.11.17.jpg
Gambar. 1 Buah yang terserang penyakit
2015-03-09 11.09.02.jpg
Gambar 2. Pengamamatan mikroskopis patogen
2015-03-16 10.13.41.jpg
Gambar 3. Isolasi 1 (terkontaminasi)
2015-03-19 16.07.33.jpg
Gambar 4. Biakan murni
2015-03-23 11.24.04.jpg
2015-03-09 11.09.42.jpg
Gambar 6. Pengamtan mikroskopis biakan murni
2015-03-23 11.41.00.jpg2015-03-25 09.53.23.jpg
Gambar 7. Proses inokulasi pada buah yang sehat
2015-03-30 10.16.31.jpg
Gambar 8. Hasil inokulasi


Tidak ada komentar: