PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG (Musa spp.)
PENYAKIT PENTING TANAMAN
PISANG (Musa spp.)
Oleh :TRIO CANDRA E1J012112. Ir. Hartal, MSc
A. PENDAHULUAN
Tanaman Pisang (Musa spp.) (Zingiberales; Musaceae)
merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan tumbuh hampir
diseluruh belahan dunia. Tanaman ini menghasilkan buah konsumsi
yang dapat dinamakan. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi
(karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Tanaman ini toleran akan ketinggian & kekeringan. Di
Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi
2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka & tanduk tumbuh baik sampai ketinggian
1.000 m dpl. Produktivitas
pisang yang optimum, yaitu pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian
di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4,5-7,5.
Suhu harian berkisar antara 250C - 280C dengan curah
hujan 2000-3000 mm/tahun (Anonymous, 2013).
Akan tetapi kegiatan budidaya
tanaman pisang tidak lepas dari serangan patogen yang menyebabkan penyakit pada
tanaman pisang. Beberapa penyakit penting tanaman pisang yaitu dapat dilihat
pada tabel dibawah berikut:
No
|
Nama
penyakit
|
Patogen
|
1
|
Layu Fusarium
|
Fusarium oxysporum schlecht f.sp cubesen
|
2
|
Bercak Daun Sigatoka
|
Mycosphaerella musicola Mulder.
|
3
|
Bercak Daun
Cordana
|
Cordana musae (Zimm) Hohn.
|
4
|
Layu Bakteri
|
Pseudomonas solanacearum Smith., Ralstonia solanacearum
|
5
|
Burik
|
Cladosporium musae
|
6
|
Karat daun
|
Uredospora musae, Uromyces musae
|
7
|
Becak mata
|
Drechslera gigantean
|
8
|
Binti-bintik
|
Phyllosticta musarum
|
9
|
Busuk Buah
|
Collectotricum musae Berk.
|
10
|
Mozaik
|
Cucumber mozaik virus (CMV)
|
B.
PEMBAHASAN
Penyakit penting tanaman pisang
1.
Layu Fusarium ( Fusarium
oxysporum schlecht f.sp cubesen)
a. Sejarah
Penyakit fusarium atau lebih dikenal sebagai penyakit panama merupakan
salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman pisang bahkan termasuk
penyakit yang paling merugikan di tropika. Penyakit ini ditemukan pada abad
ke-19 di Amerika Tropika akan tetapi dampak kerugian baru dirasakan pada tahun
1910-an di Amerika Tengah dan Selatan pada waktu jenis pisang ‘Gros
Michel”(pisang ambon” dalam jangka waktu 50 tahun lebih dari 50.000 Ha kebun
pisang ditinggalkan. Selain itu juga menimbulkan kerugian di Malaysia,
Thailand, Filipina, Burma, India, Sri Langka, Fiji dan Afrika. Sedangkan hasil
survei oleh badan karantina indonesia diketahui penyakit ini sudah tersebar di
wilayah indonesia dan di wilayah Denpasar sejak Tahun 1997 mengalami penurunan
hasil produksi pisang yang disebabkan oleh serangan penyakit layu dan mencapai
70-100 rumpun tanaman terserang setiap tahun. Secara umum penyakit ini dapat menyebabkan kerugian 35 %. - 50%.
b. Gejala penyakit
Menurut Semangun (2004), Gejala serangan cendawan Fusarium
oxysporum f.spcubense pada tanaman pisang terlihat pada
tepi daun-daun bawah berwarna kuning tua, yang lalu menjadi coklat dan
mengering. Tangkai daun patah disekeliling batang palsu.
Gejala dalam yang dimiliki jamur ini adalah jika
pangkal batang dibelah membujur, terlihat garis-garis coklat atau
hitam menuju ke semua arah, dari batang
ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal daun dan tangkai.
Perubahan warna pada berkas pembuluh paling jelas tampak dalam batang.
c. Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh Fusarium oxysporum schlecht f.sp cubesen yang dulu dikenal sebagai Fusarium
cubesen. Klasifikasi
dari penyakit Fusarium oxysporum yang
menyerang tanaman pisang terdiri atas Kindom Fungi, Divisi Eumycota, SubDivisi
Deuteromycotina, Kelas Hypomycetes, Ordo Moniliales, Famili Tuberculariaceae,
Genus Fusarium, Spesies Fusarium
oxysporum f.sp cubense. Di alam
cendawan ini membentuk konidium pada suatu badan yang disebut sporodokium yang
terbentuk pada tangkai atau daun yang sakit. Konidiofor bercabang rata dengan
panjang 70 µm. Cabang-cabang samping biasanya dengan panjang 14 µm dan bersel
satu. Konidium terbentuk pada ujung cabang utama atau cabang samping.
Mikrokonidium bersel 1 atau 2, hialin, jorong atau agak memanjang dengan ukuran
5-7 x 2,3-3 µm. Makrokonidium berbentuk bulan sabit dengan 4 sel, hialin,
dengan ukuran 22-26 x 4-5 µm. Klamidospora bersel 1,lonjong atau
bulat,berukuran 7-13 x 7-8 µm. Biasanya terbentuk pada makrokonidium dan hifa.
d. Daur penyakit
Fusarium oxysporum schlecht f.sp cubesen merupakan merupakan patogen tular tanah
atau “soil-borne pathogen” yang mampu bertahan lama didalam tanah sebagai
klamidospora dan terdapat banyak pada tanaman yang sakit. Cendawan ini juga
dapat bertahan pada jenis gulma dan tanaman yang memiliki hubungan erat dengan
pisang seperti Heliconia.
Patogen
hidup di dalam tanah sebagai
saprofit pada sisa
tanaman, yang dapat menjadi
sumber inokulum untuk menimbulkan penyakit
pada tanaman lain. Cendawan menginfeksi melalui
akar-akar, adanya luka pada akar akan meningkatkan infeksi. setelah masuk
kedalam jaringan akar tanaman, cendawan akan berkembang sepanjang akardan
menuju kebatang dan berkembang secara meluas dalam jaringan pembuluh sebelum
masuk kedalam batang semu. pada infeksi lanjut miselium dapat meluas dari
jaringan pembuluh ke parenkim. jamur membentuk banyak spora dalam jaringan
tanaman dan mikrokonidium dapat terangkut keatas dalam arus transpirasi.
Penyebaran propagul
dapat terjadi melalui
angin, air tanah dan tanah terinfeksi Penyakit terutama menular karena
perakaran yang bersentuhan dengan tanaman sakit, pemakaian bahan tanam yang
sakit juga dapat menyebarkan penyakit. cendawan juga dapat terbawa oleh tanah
yang melekat pada alat-alat pertanian. perendaman tanah dan air pengairan dapat
juga menyebabkan terjadinya penyebaran
e. Faktor yang berpengaruh terhadap
penyebaran patogen
Penyakit layu
fusarium dapat berkembangbiak dengan pesat dan merugikan
pada tanah alluvial
yang asam. Pada
umumnya di tanah
geluh yang bertekstur ringan. Penanaman yang monokultur dengan
jenis pisang “Gros Michel” akan meningkatkan presentase serangan patogen.
Selain itu cendawan F.
oxysporum sangat sesuai pada
tanah dengan kisaran
pH 4,5-6,0, pH optimum
sekitar 5,0. Pensporaan
yang terjadi pada tanah dengan pH di bawah 7,0 adalah 5-20 kali lebih
besar dibandingkan dengan tanah yang mempunyai pH di
atas 7. Pada
pH di bawah
7, pensporaan terjadi
secara melimpah pada
semua jenis tanah, tetapi
tidak akan terjadi pada
pH di bawah
3,6 atau di
atas 8,8. Suhu
optimum untuk pertumbuhan
cendawan Fusarium oxysporum adalah 20oC dan 30oC,
maksimum pada 37oC atau di bawahnya, minimum sekitar 5oC,
sedangkan optimum untuk pensporaan adalah 20-25oC.
f. Pengendalian
Usaha yang dapat dilakukan untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit ini ialah :
-
Tidak menanam jenis pisang yang rentan terinfeksi patogen.
-
Menanam bibit yang sehat dari tanaman yang bebas penyakit.
-
Pemeliharaan dengan hati-hati untuk menghindari pelukaan pada tanaman.
-
Mengendalikan hama nematoda yang mampu menyebabkan luka pada tanaman.
-
Penggunaan agen antagonis, jenis agens antagonis yaitu; Gliocladium sp, Fusarium oxysporium avirulen, Trichoderma
harzianum.
2.
Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum Smith.) atau
Layu Ralstonia
a. Sejarah
Penyakit layu bakteri
atau blood disease bacterium (BDB), merupakan penyakit penting pada tanaman
pisang, terutama terjadi pada pisang Kepok. Penyakit ini ditemukan pertama kali
oleh Ernst-Gaumann di Sulawesi tahun 1906. Sebelum diserangan penyakit ini
daerah Sulawesi merupakan daerah penghasil pisang terbesar yang memasok pisang
ke makasar, sehingga pada tahun 1912 pasokan tersebut berhenti sama sekali.
Hingga saat itu produksi tanaman pisang di Indonesia terus menurun dengan
sangat tajam. Kehilangan hasil akibat penyakit ini dapat mencapai 10-42% bahkan
sampai 93,1% pada serangan yang berat (Rao, 1976; Rukmana, 1997). Penyakit layu
bakteri di Propinsi Lampung pertama kali ditemukan dan sekaligus bersifat
epidemi di Kalianda, Lampung Selatan pada tahun 1993 (Mujim et al.,
1993). Supriadi (2005) melaporkan bahwa penyakit ini menyebabkan sekitar
963.390 tanaman pisang di Lampung Selatan dan 1.101.000 tanaman pisang di
Lampung Utara mati. Sampai saat ini, penyakit layu bakteri masih menjadi
masalah karena belum dapat
dikendalikan.
b. Penyebab Penyakit
Penyakit
layu bakteri disebabkan oleh Penyakit ini disebabkan oleh Ralstonia solanacearum (yang dulunya bernama Psedomonas solanacearum).
Klasifikasi bakteri penyebab layu
tersebut adalah (Agrios, 2005): Kingdom : Procaryotae, Divisi : Gracilicutes,
Kelas : Proteobacteria, Famili : Pseudomonadaceae, Genus : Ralstonia, Spesies :
Ralstonia solanacearum. Bakteri ini
berbentuk batang, tunggal atau dua, panjang 0,9-1,4 µm, tidak berspora,
bergerak dengan satu cambuk poler dengan panjang 8-10 µm yang merupakan gram negatif.
Menurut Buddenhagen dan Kelman (1964) Berdasarkan tanaman inangnya terbagi
menjadi beberapa ras utama yaitu Ras 1 yang dapat menyerang famili
terung-terungan. Ras 2 yang dapat menyerang pisang dan Heliconia sedangkan Ras 3 yang dapat menyerang tanaman kentang.
Hasil penelitian Nasir et all (2005)
menunjukkan bahwa Jenis pisang yang terserang oleh R. solanacearum adalah
kepok, buai, jantan, dan sirandah. Ditemukan tanaman yang diduga sebagai inang
dari R. solanacearum yaitu tomat, rimbang, terung, dan bunga kana.
c. Gejala penyakit
Biasanya gejala pada tajuk (mahkota)
baru tampak setelah timbulnya tandan buah. Mula-mula satu atau dua daun (nomor
3 atau 4 dari daun termuda) berubah warnanya tanpa menunjukkan
perubahan-perubahan lain. Dari ibu tulang daun keluarlah garis kekuningan ke
tepi daun. Keadaan ini dapat berlangsung lama sampai buah hampir menyelesaikan
proses pemasakannya. Tetapi mendadak keadaannya menjadi kritis. Dalam jangka
waktu satu minggu semua daun menguning dan dalam jangka waktu beberapa hari
daun-daun tadi menjadi coklat.
Disebut penyakit darah karena
jika akar atau batang tanaman sakit dipotoong, akan keluar cairan kental yang
berwarna merah dari berkass pengangkutan yang merupakan lendir bakteri (ooze) yang mengadung massa dari koloni
bakteri. perubahan khas pada buah ialah mula-mulanya berkass pembuluh berwarna
kuning atau coklat. perubahan ini meluas ke plassenta dan parenkim buah. bahkan
juga ke berkass pembuluh kulit buah. seterusnya seluruh buah terserang
menguning dan isisnya terlarut sedikit demi sedikit. ruang dalam buah yang
dalam berisi cairan seperti lendir berwarna merah kecoklatan yang mengandung
banyak bakteri. ketika buah dipotong lendir tersebut akan keluar.
Apabila
batang tanaman yang terinfeksi penyakit dipotong dan ditekan, maka akan
terlihat berkas pembuluh yang berwarna coklat dan mengeluarkan massa lendir
berwana keabuan. Apabila batang yang dipotong tersebut dimasukkan ke dalam air
jernih, maka akan mengeluarkan benang putih halus yang merupakan massa bakteri.
Hal ini merupakan perbedaan yang jelas antara penyakit layu bakteri dan
penyakit layu Fusarium (Semangun, 1994).
d. Daur penyakit
Dalam siklus hidupnya, bakteri P. solanacearum dapat bertahan dalam tanah,
kemudian dapat terbawa oleh tanah yang dihanyutkan air. Dari dalam tanah,
bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar pisang dan batang pisang melalui
luka-luka yang termasuk patogen tular
tanah (Soil borne) (Semangun, 2004). Menurut
Gaumann (1923) bakteri ini akan bertahan lama didalam akar-akar yang
terjangkit. Penyakit ini juga dapat menyerang tanaman melalui udara (Air borne) yang kemungkinan besar
disebabkan oleh serangga-serangga. Penyakit ini mempunyai kisaran inang yang
luas seperti inang utamanya Solanaceae,
Musaceae, kentang, zingeberaceae, dan arbei.
Patogen dapat bertahan di air dan tanah dalam waktu cukup lama. R.solanacearum
dapat bertahan di tanah selama 2 tahun
e. Faktor yang berpengaruh terhadap
penyebaran patogen
Penularan bakteri ini dapat terjadi karena
tanaman pisang berasal dari bibit yang sakit, singgahnya serangga penyerbuk pada bunga
(jantung) pisang, dan dapat
pula melalui alat-alat pertanian dan aliran air (Triharso, 2004). Perkembangan gejala pada tanaman dipengaruhi oleh
umur tanaman dan keadaan lingkungan seitarnya. penyakit akan berkembang cepat
pada tanaman yang masih muda dan dibantu oleh suhu yang tinggi yaitu 25-35 C.
bila kelembaban tinggi bakteri akan bertahan lama didalam tanah. sedangkan
kelebihan air akan membantu penyebaran bakteri bersama-sama dengan tanah yang
hanyut.
f. Pengendalian
Beberapa
penelitian dalam pengendalian penyakit layu bakteri pada tanaman pisang sudah
dirintis dengan beberapa cara antara lain :
-
Program pengendalian terpadu berupa kultur teknis dan
pengendalian kimiawi.
-
Mencegah penularan penyakit dengan cara pembungkusan buah
sehingga terlindungi dari serangga pengunjung bunga dan sterilisasi alat-alat
pertanian yang akan digunakan dengan larutan desinfektan (Sahlan dkk. 1996).
6).
-
Penggunaan bibit pisang yang sehat dan bebas penyakit seperti
bibit hasil kultur jaringan.
-
Penggunaan agen hayati (Rivai dan Habazar 2002). Imunisasi
tanaman pisang dengan Pseudomonas fluorescens dapat menimbulkan ketahanan
terhadap serangan penyakit layu bakteri Ralstonia solanacearum. (Kasfar F,
2006).
3.
Becak Daun Sigatoka (Sigatoka Disease/Blak Leaf Streak)
a. Sejarah
Bercak
daun pada pisang yang lebih dikenal dengan penyakit sigatoka. dikenal di Jawa
pada tahun 1902 Zimmermann. para ahli berpendapat bahwa penyakit ini berasal
dari Asia Tenggara dan baru terkenal sejak tahun 1913, setelah terjangkit
secara epidemis di lembah Sigatoka di Kepulauan Fiji hingga sekarang penyakit
ini terkenal diseluruh dunia. Diluar negeri serangan penyakit ini sangat
merugikan sehingga tanaman pisang tidak dapat memberikan hasil yang
menguntungkan jika tidak dilindungi dengan fungisida. Kerugian akibat serangan penyakit
ini mampu menurunkan hasil hingga 30%.
b. Gejala penyakit
Gejala pertama tampak jelas pada
daun ke-3 dan ke-4 dari pucuk sebagai bintik-bintik memanjang, berwarna kuning
pucat dengan ukuran panjang 1-2 mm atau lebih, arahnya sejajar dengan tulang
daun. Sebagian dari bintik-bintik tersebut berkembang menjadi bercak berwarna
coklat tua sampai hitam, jorong atau bulat panjang, yang panjangnya 1 cm atau
lebih, lebarnya kurang dari sepertiga panjangnya. Pada daun yang lebih tua pusat becaknya mengering, berwarna
kelabu mudah dengan tepinya berwarna coklat tua dan dikelilingi oleh halo
berwarna kuning cerah. Penyakit ini tidak mematikan tanaman. Tetapi
menyebabkan daun lebih cepat kering dan mengganggu proses pengisian buah dan
pembentukan anakan. Penyakit ini juga menyebabkan buah masak sebelum waktunya.
c. Penyebab Penyakit
Penyakit
ini disebabkan cendawan Mycosphaerella musicola Mulder. Cendawan ini memiliki
konidiofor membentuk berkas yang rapat, coklat pucat, lurus atau agak bengkok,
jarang bercabang, tidak bersekat, tidak mempunyai bengkokan seperti lutut,
menyempit ke ujung, tidak mempunyai berkas konidium, berukuran (5-25) x (2-6)
μm. Konidium coklat pucat, berbentuk tabung atau berbentuk gada terbalik,
lurus, melengkung, atau bengkok, ujungnya tumpul atau membulat, bersekat 3-5
atau lebih (Goodwin et al., 2001; Crous, 2009).
d. Daur penyakit
Cendawan
lebih banyak membentuk konodium pada permukaan atas daun. Konidiofor membentuk
berkas yang rapat, coklat pucat, lurus atau agak bengkok, jarang bercabang,
tidak bersekat tidak mempunyai bengkokan, menyempit ke ujung, dan tidak
mempunyai bekas konidium. Konidium coklat pucat berbentuk tabung atau gada
terbalik. Penyebaran penyakit dilakukan oleh konidium melalui percikan atau
tetesan air, yang menyebabkan bercak-bercak terutama pada pangkal daun yang
teratur pada garis lurus. Bercak tersebar atau membentuk jorong atau bulat
panjang terutama pada ujung dan tepi daun. Infeksi biasanya terjadi pada daun
muda yang masih menggulung atau daun yang sudah membuka.
e. Faktor yang berpengaruh terhadap
penyebaran patogen
Faktor
yang menyebabkan penyebaran penyakit ini meningkat disebabkan oleh intensitas
air, kareana inokulum menyebar melalui percikan air hujan antar tanaman yang
sakit ke daun tanaman yang sehat. Konidium dipencarkan oleh percikan dan
lelehan air, sedangkan angin kurang memegang peranan penting. infeksi oleh
pembuluh kecambah terjadi melalui mulut kulit pada sisi bawah daun. infeksi ini
biasannya terjadi pada daun pupus yang masih menggulung atau baru membuka.
Keberadaan serangga mampu menyebarkan inokulum patogen ke berbagai tempat.
f. Pengendalian
Pengendalian yang mampu dilakukan
ialah :
-
Tidak menanam pisang secar komersil pada lahan yang miskin hara.
-
Melakukan pemupukan berimbang, sesuai anjuran
setempat.
-
Cara sanitasi/eradikasi yaitu Sanitasi sumber
infeksi berupa daun-daun mati/sakit, dipotong-potong lalu dibakar.
-
Melakukan penyemprotan menggunakan fungisida
Mankozeb (Dithane M-45) atau Propineb(Antracol) (Anon, 1984).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013.
Budidaya Tanaman Pisang. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/syarat-tumbuh-tanaman-pisang.html.
Diakses pada 25/05/2015
Choirul, R. 2014.
Makalah ekologi tumbuhan pisang. http://www.bankmakalah.ga/2014/06/makalah-ekologi-tumbuhan-pisang.html. Diakses pada 25/05/2015
Plantamor. 2014.
Klasifikasi Pisang. http://www.plantamor.com/index.php?plant=877. Diakses pada 25/05/2015
Aeny1, T. N , R.
Suharjo Dan S. Mujim. 2007. Skrining Bakteri Antagonis Ralstonia Sp.
Penyebab Penyakit Layu Bakteri Pisang Di Lampung Jurnal Hpt Tropika Vol. 7,
No. 2: 100 – 110,
Rukmana.
1997. Penyakit Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius. Jakarta
Kasfar, F., A. I.
Putra Dan Z. Yuningsih. 2006. Uji Ketahanan Tanaman Pisang Yang Diimunisasi
Dengan Pseudomonas Berflouresensi Terhadap Ralstonia Solanacearum. Jurnal Pimnas Xix. 1(12)
Nasir,
N., Jumjunidang, Dan Riska. 2005. Distribusi Penyakit Layu Fusarium Dan Layu Bakteri Ralstonia Pada
Lokasi Sumber Bibit Dan Sekolahlapang Pengendalian Hama Terpadu Pisang Di
Sumatera Barat. Jurnal Hortikultura. 15(3):215-222.
Semangun,
H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada
University
Press. Yogyakarta.Swastika, W. 2014.
Identifikasi dan Pengendalian Penyakit Layu pada Tanaman Pisang Di Kota
Denpasar. Denpasar. Jurnal DPTPH 1(1).
Saya ingin berbagi pengalaman saya mendapatkan persetujuan pinjaman dari perusahaan pinjaman Tn. Pedro, yang mana pengajuan pinjaman saya ditolak oleh bank karena kredit saya buruk. Namun Pedro memberi saya pinjaman dengan bunga 3%, sebesar 7 juta dolar AS. Saya akan mendorong orang lain yang mencari pinjaman untuk menghubungi kantor pinjaman Pedro melalui email di pedroloanss@gmail.com atau WhatsApp di +393510140339.
BalasHapus