Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman
LAPORAN PEMULIAAN TANAMAN
HERETABILITAS
oleh : Trio Candra
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keragaman genotipe mencerminkan besarnya
potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan.
Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan
modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena Populasi dengan keragaman
genotipe rendah mencirikan bahwa anggota popualasi tersebut secara genetis
relative homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan sulit
untu didapatkan. Untuk dapat menentukan besarnya keragaman genotipe suatu
populasi perlu diketahui komponen-komponen yang menyusun keragaman individu
tanaman penyusun populasi. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu
tanaman merupakan perwujudan dari faktor genetic yang menjadi ciri bawaan dari tanaman
tersebut (genotype) dan faktor lingkungnan yang menjadi tempat tumbuhnya.
Secara sederhana hubungan tersebut dapat dilambangkan sebagai berikut:
P
= G + E
Dimana
P adalah keragaman yang dapat diamati (fenotipe), G adalah cirri genetic
tanaman (genotype) dan Environment adalah lingkungan. Oleh karena hanya P yang
dapat diukur secara langsung maka untuk mengetahui besarnya G dan Envirotment
tidak mungkin dilakukan berdasarkan pengamatan langsung individu tanaman,
karena G maupun Envirotment tidak dapat dianati secara langsung. Karena itu
penguraian perlu dilakukan berdasarkan populasi tanaman dan hubungan diatas
menjadi:
σ2
P = σ2 G + σ2 E
Dimana
σ2 P dan keragaman fenetip, σ2 G adalah keragaman
genotype dan σ2 E adalah keragaman lingkungan. Jika opulasi tanaman
tesebut ditumbuhkan pada kondisi lingkungan yang homogen, maka pengaruh
lingkungan akan sama pada seluruh anggota populasi. Dengan demikian jika
terdapatkeragaman dalam populasi maka keragaman tersebut jelas karena perbedaan
cirri genetic dari anggota penyusun populasi. Dengan kata lain jika σ2 E
== 0 maka σ2 P = σ2 G. dalam kenyataan, untuk
mendapatlkan kondisi lingkungan yang benar-benar homogen bukan merupakan hal
yang mudah sehingga untuk dapat menguraikan keragaman fenotipe menjadi komponen
yang diperlukan teknik analisis.
Teknik
analisis yang paling banyak digunakan untuk tujuan pemuliaan tanaman atau
tujuan diatas adalah teknik analsis varians yang diikuti dengan pengurai
komponen varians. Berdasarkan analisis varians tersebut dapat diketahui besar
dan kebermaknaan genotype, namun belum diketahui besarnya sumbangan keragaman
genotype, namun belum diketahi basarnya sumbangan keragaman genotype tesebut
terhadap keragaman genitipynya. Oleh karena itu, ada satu parameter genetic
yang masih perlu ditaksir, yaitu heritabilitas (h2) atau daya waris
(dalam hal ini adalah heritabilitas dalam arti luas).
Heritabilitas
merupakan nilai relaip yang menunjukan besarnya sumbangan keragaman genotipy
dan dapat dinyatakan sebagai berikut :
H2
= σ2 G/ σ2 P X 100 %
Nilai
h2 menunjukan besarnya potensi dari populasi intuk menerima
perbaikan dan memiliki nilai antara 0 dan 1, jika H2 = 1berarti
bahwa keragaman fenotipe seluruhnya timbil karena adanya perbedaan genotype
sebaliknya, jika H2 = 0 berati keragaman fenotipe seluruhnya timbul
karena pengaruh lingkungan yang memang beragam. kriteria heritabilitas: 0 – 20
(rendah); 20 – 50 (sedang); > 50 (tinggi).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari cara penafsiran
besarnya keragaman genotipe dan heritabilitas arti luas dari sifat-sifat
tanaman.
.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan modal
penting dalam program pemuliaan tanaman, karena Populasi dengan keragaman
genotipe rendah mencirikan bahwa anggota popualasi tersebut secara genetis
relative homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan sulit
untu didapatkan. Untuk dapat menentukan besarnya keragaman genotipe suatu populasi
perlu diketahui komponen-komponen yang menyusun keragaman individu tanaman
penyusun populasi. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman
merupakan perwujudan dari faktor genetic yang menjadi ciri bawaan dari tanaman
tersebut (genotype) dan faktor lingkungnan yang menjadi tempat tumbuhnya
(Anonim. 2012).
Pengetahuan
tentang nilai heritabilitas sangat diperlukan dalam melakukan program seleksi
dan rancangan perkawinan untuk perbaikan mutu genetik ternak. Pengetahuan ini
bermanfaat dalam menduga besarnya kemajuan untuk program pemuliaan berbeda.
Disamping itu, memungkinkan pemulia membuat keputusan penting apakah biaya
program pemuliaan yang dilakukan sepadan dengan hasil yang diharapkan. Nilai
heritabilitas bermanfaat dalam menaksir nilai pemuliaan suatu tanaman (Martojo,
1992).
Heriabilitas merupakan suatu tolok ukur yang
digunakan dalam suatu seleksi, yaitu untuk mengetahui kemampuan tetua dalam
menurunkan kesamaan sifat kepada keturunannya. Menurut Warwick, dkk (1983)
heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari
keragaman otal (yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh
pengaruh genetic. Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik
variance, yang disebabkan perbadaan hariditas diantara gen dan kombinasi gen
genotype individu-individu sebagai suatu unit.
Besar
kecilnya nilai heritabilitas (h2), bekisar antara 0 – 1.0.
Heritabilitas untuk sifat yang ekstrim jarang diperoleh untuk sifat kumulatif
ternak. Nilai heritabilitas sama dengan nol artinya semua keragaman sifat
ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Sedangkan nilai heritabilitas sama dengan
satu berarti semua keragaman sifat ditentukan oleh genetic.sehingga untuk
nilai ekstrim tersebut tidak mungkin, karena setiap individu ternak akan
memperoleh pengaruh dan lingkungan.
Prinsip
dasar dalam menduga nilai heritabilitas ada beberapa cara utama ( Johnson and
Rendel, 1966 ) :
1. Etimilasi
nilai heritabilitas dapat dianalisis dari ragam suatu populasi yang isogen (
ragam yang sama ), dibandingkan dengan ragam populasi umum.
2. Melalui
seleksi dalam populasi bila dilakukan suatu seleksi maka frekuaensi gennya akan
berubah dan perubahan frekuansi gen inilah yang diduga sebagai kemampuan
genetik yang diperoleh dari tetuanya..
3. Melalui perhitungan
korelasi dan regresi dari induk atau orang tua dengan anaknya.Cara ini
merupakan paling akurat, karena dianalisis berdasarkan kekerabatannya secara
genetik.
BAB
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Alat Dan Bahan
Bahan : Tanaman
yang diamati (kacang Hijau 12 genotipe yang berbeda).
Alat : Timbangan analitik, jangka sorong,
wadah sampel, meteran, mistar, pisau cutter, spidol, benang dan plastik label
3.2
Metode Pengamatan
Pengamatan
dilakukan pada 12 genotipe tanaman yang
terdiri dari 4 ulangan dan dari setiap ulangan diambil 3 sampel tanaman untuk
sifat-sifat berikut kecuali umur bunga:
1. Untuk
pengukuran tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh
tanaman tertinggi.
2. Untuk
pengukuran diameter batang tanaman (cm),
diukur diameter batang pada bagian bawah.
3. Untuk
pengukuran jumlah daun, daun pada setiap sampel dihitung.
4. Untuk
pengukuran Jumlah dan bobot polong per tanaman (g), polong yang sudah tua panen
lalu dijemur dan setelah kering ditimbang dengan timbangan analitik.
5. Untuk
pengamatan sifat kualitatif yang diamati ialah warna daun dan warna pubescen
pada setiap sampel dari seluruh genotipe yang diamati.
6. Analisis
varian dan heretabilitas menggunakan rancangan acak kelompok lengkap, karena
percobaan dilakukan dilapangan yang memiliki tingkat kesuburan yang
berbeda-beda.
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel hasil pengamatan KUALITATIF tanaman kacang
hijau
Genotipe
|
Ulangan
|
Sampel
|
Warna
Pubesen
|
Warna
Daun
|
1
|
1
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Kuning Kecoklatan
|
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua
|
|
2
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua
|
|
3
|
1
2
3
|
Coklat
Kuning Kecoklatan
Coklat
|
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua
|
|
4
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
2
|
1
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua
|
|
2
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua
|
|
3
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning Kecoklatan
Kuning
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
4
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua
|
3
|
1
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Kuning Kecoklatan
|
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau
|
|
2
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
3
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
4
|
1
2
3
|
Coklat
Kuning Kecoklatan
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
4
|
1
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
2
|
1
2
3
|
Coklat
Kuning Kecoklatan
Coklat
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
3
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
4
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
5
|
1
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Hijau
Kuning
|
|
2
|
1
2
3
|
Coklat
Kuning Kecoklatan
Coklat
|
Hijau
Hijau
Hijau
Tua
|
|
3
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Kuning
Hijau
|
|
4
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
6
|
1
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
2
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
|
3
|
1
2
3
|
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
Kuning Kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
4
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
7
|
1
|
1
2
3
|
Kuning
Coklat
Coklat
|
Kuning
Hijau
Hijau
|
|
2
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Kuning
kecoklatan
|
Kuning
Hijau
Kuning
|
|
3
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
|
4
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Kuning
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
8
|
1
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Kuning
|
Kuning
Hijau
Hijau
|
|
2
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Kuning
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
3
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Kuning
Hijau
Hijau
|
|
4
|
1
2
3
|
Kuning
kecoklatan
Kuning
Kuning
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
9
|
1
|
1
2
3
|
Coklat
Kuning
Coklat
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
2
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Coklat
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
3
|
1
2
3
|
Coklat
Kuning
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
|
4
|
1
2
3
|
Kuning
kecoklatan
Coklat
Coklat
|
Hijau
Hijau
Tua
Hijau
|
10
|
1
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Kuning
|
Kuning
Hijau
Kuning
|
|
2
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Kuning
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
3
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
|
4
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
11
|
1
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Coklat
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
2
|
1
2
3
|
Coklat
Kuning
Coklat
|
Kuning
Hijau
Kuning
|
|
3
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
|
4
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
12
|
1
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Kuning
kecoklatan
|
Hijau
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
|
2
|
1
2
3
|
Kuning
Kuning
Kuning
|
Hijau
Hijau
Hijau
|
|
3
|
1
2
3
|
Kuning
kecoklatan
Coklat
Coklat
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
|
4
|
1
2
3
|
Coklat
Coklat
Kuning
kecoklatan
|
Hijau
Tua
Hijau
Tua
Hijau
Tua
|
Tabel.1 Hasil Pengamatan berat
polong (gr)
GENOTIPE
|
ULANGAN
|
JUMLAH
|
RATA2
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
G1
|
21,6
|
31,73
|
33,46
|
28,33
|
115,12
|
28,78
|
G2
|
31,46
|
32,26
|
29,46
|
33,26
|
126,44
|
31,61
|
G3
|
33,66
|
30,23
|
32,03
|
40,56
|
136,48
|
34,12
|
G4
|
10,03
|
45,73
|
30,33
|
26,13
|
112,22
|
28,055
|
G5
|
20,16
|
43,7
|
34,26
|
38,7
|
136,82
|
34,205
|
G6
|
17,7
|
15,1
|
34,1
|
28
|
94,9
|
23,725
|
G7
|
8,36
|
15,33
|
11,03
|
18,56
|
53,28
|
13,32
|
G8
|
5,3
|
18,93
|
32,33
|
8,06
|
64,62
|
16,155
|
G9
|
6,75
|
18,36
|
36,73
|
13,36
|
75,2
|
18,8
|
G10
|
9,76
|
15,53
|
18,83
|
12,06
|
56,18
|
14,045
|
G11
|
8,53
|
10,5
|
10,46
|
8,93
|
38,42
|
9,605
|
G12
|
7,33
|
12,5
|
9,2
|
12,43
|
41,46
|
10,365
|
TOTAL
|
180,64
|
289,9
|
312,22
|
268,38
|
1051,14
|
|
Perhitungan :
FK
= 23018,65
JK total = (21,62 + 31,732
+ … + 12,432) – 23018,65 = 6205,123
JK Genotip =
= 3782,921
JK Blok =
= 829,8456
JK Galat = JK total – JK Genotipe – JK Blok
= 1592,356
Analisis Varian
SK
|
db
|
JK
|
KT
|
FHIT
|
F5%
|
1%
|
Blok
|
3
|
829,8456
|
276,6152
|
5,732576
|
2,89
|
4,44
|
Genotipe
|
11
|
3782,921
|
343,9019
|
7,127026
|
2,09
|
2,84
|
Galat
|
33
|
1592,356
|
48,25321
|
|
|
|
total
|
47
|
6205,123
|
|
1.
Ragam
genetik
KT Galat = M1 = σ2E = 48,25
=
=
73,91
2.
Standar
deviasi ragam genetik
=
= 73,57347
3.
KK
G =
=
= 3,37 %
X =
4.
KKF
=
=
= 5,58 %
KKF =
= 73,91
+ 48,25 = 122,16
5.
h2bs
=
=
=
0,60 %
Tabel 2. Hasil pengamatan Diameter
Batang (mm)
PERLAKUAN
|
ULANGAN
|
|
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
total
|
rata-rata
|
|
G1
|
0,28
|
0,4
|
0,45
|
0,41
|
1,54
|
0,385
|
G2
|
0,35
|
0,45
|
0,44
|
0,4
|
1,64
|
0,41
|
G3
|
0,44
|
0,41
|
0,39
|
0,4
|
1,64
|
0,41
|
G4
|
0,5
|
0,44
|
0,4
|
0,4
|
1,74
|
0,435
|
G5
|
0,45
|
0,44
|
0,32
|
0,4
|
1,61
|
0,4025
|
G6
|
0,41
|
0,38
|
0,32
|
0,4
|
1,51
|
0,3775
|
G7
|
0,26
|
0,26
|
0,26
|
0,28
|
1,06
|
0,265
|
G8
|
0,25
|
0,23
|
0,28
|
0,43
|
1,19
|
0,2975
|
G9
|
0,29
|
0,27
|
0,32
|
0,25
|
1,13
|
0,2825
|
G10
|
0,29
|
0,23
|
0,27
|
0,35
|
1,14
|
0,285
|
G11
|
0,28
|
0,23
|
0,23
|
0,24
|
0,98
|
0,245
|
G12
|
0,29
|
0,28
|
0,32
|
0,24
|
1,13
|
0,2825
|
total
|
4,09
|
4,02
|
4
|
4,2
|
16,31
|
|
Perhitungan :
FK
= 5,542002
JK total = (0,282 + 0,42
+ … + 0,242) – 5,542002 = 0,294898
JK Genotip =
= 0,209023
JK Blok =
= 0,00204
JK Galat = JK total – JK Genotipe – JK Blok
= 0,083835
Analisis Varian
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F hit
|
F5%
|
F1%
|
Blok
|
3
|
0,00204
|
0,00068
|
0,267613
|
2,89
|
4,44
|
Genotipe
|
11
|
0,209023
|
0,019002
|
7,479759
|
2,09
|
2,84
|
Galat
|
33
|
0,083835
|
0,00254
|
|
|
|
Total
|
47
|
0,294898
|
|
|
|
|
1.
Ragam
genetik
KT Galat = M1 = σ2E
= 0,083835
=
= 0,018367
2.
Standar deviasi ragam genetik
=
= 1,4142194
3.
KK G =
=
= 0,05 %
X
=
9
4. KKF
=
=
= 3,31 %
KKF
=
= 0,018367+
0,083835 =
0,102202
5.
h2bs
=
=
= 0,17 %
Tabel 3. Hasil pengamatan tinggi
tanaman (cm)
perlakuan
|
ulangan
|
jumlah
|
rata2
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
G1
|
62,66
|
66,5
|
61,66
|
64,8
|
255,62
|
63,905
|
G2
|
79,66
|
74,33
|
85,33
|
84,66
|
323,98
|
80,995
|
G3
|
72,16
|
81,66
|
81,66
|
92
|
327,48
|
81,87
|
G4
|
68,66
|
60,66
|
79,66
|
61,33
|
270,31
|
67,5775
|
G5
|
76,66
|
71,56
|
88,66
|
75,76
|
312,64
|
78,16
|
G6
|
86,9
|
72,83
|
86,33
|
73,83
|
319,89
|
79,9725
|
G7
|
65
|
60
|
68
|
74
|
267
|
66,75
|
G8
|
63
|
85,33
|
61,66
|
82,46
|
292,45
|
73,1125
|
G9
|
83,33
|
108,33
|
60
|
60
|
311,66
|
77,915
|
G10
|
68,33
|
104,66
|
64,33
|
80
|
317,32
|
79,33
|
G11
|
79,33
|
105,33
|
49
|
60,33
|
293,99
|
73,4975
|
G12
|
70
|
75,33
|
61
|
69
|
275,33
|
68,8325
|
TOTAL
|
875,69
|
966,52
|
847,29
|
878,17
|
3567,67
|
|
Perhitungan :
FK
= 265172,3
JK total = (62,662 + 66,52
+ … + 692) – 265172,3 =
7664,5691
JK Genotip =
= 1719,05502
JK Blok =
= 667,456023
JK Galat = JK total – JK Genotipe – JK Blok
= 5278,05805
Analisis Varian
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F
|
F
|
|
Blok
|
3
|
667,456023
|
222,4853
|
1,391045
|
2,89
|
4,44
|
Genotipe
|
11
|
1719,05502
|
156,2777
|
0,977095
|
2,09
|
2,84
|
Galat
|
33
|
5278,05805
|
159,9412
|
|
|
|
Total
|
47
|
7664,5691
|
|
|
|
|
1.
Ragam
genetik
KT Galat = M1 = σ2E = 159,9412
=
=
- 0,915
2.
Standar
deviasi ragam genetik
=
= 3,395127
3.
KK
G =
=
=
-0,01 %
X =
74,32
4.
KKF
=
=
= 2,1 %
KKF =
= -
0,915 +
159,9412 = 158,97
5.
h2bs
=
=
= - 5,75 %
Tabel 4. Hasil pengamatan jumlah
daun
VARIETAS
|
ULANGAN
|
Total
|
Rata-rata
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
G1
|
22
|
18,66
|
21,6
|
18,66
|
80,92
|
20,23
|
G2
|
20,6
|
22
|
16,6
|
21
|
80,2
|
20,05
|
G3
|
18,33
|
17,33
|
20
|
20.66
|
55,66
|
18,5533
|
G4
|
16,33
|
18,66
|
19
|
20,33
|
74,32
|
18,58
|
G5
|
20,33
|
22,33
|
21
|
23,33
|
86,99
|
21,7475
|
G6
|
18,33
|
20,66
|
20
|
18,33
|
77,32
|
19,33
|
G7
|
6
|
15,66
|
8,66
|
9,66
|
39,98
|
9,995
|
G8
|
8,33
|
15,66
|
25,33
|
21,66
|
70,98
|
17,745
|
G9
|
9
|
13,33
|
11,3
|
10
|
43,63
|
10,9075
|
G10
|
9
|
22,33
|
24
|
6,33
|
61,66
|
15,415
|
G11
|
13,66
|
14
|
13,33
|
15,33
|
56,32
|
14,08
|
G12
|
10
|
19
|
19
|
11
|
59
|
14,75
|
TOTAL
|
171,91
|
219,62
|
219,82
|
175,63
|
786,98
|
201,383
|
Perhitungan
FK
= 12902,87
JK total = (222 + 18,662
+ … + 112) – 12902,87 = 1485,843
JK Genotip =
= 632,7006
JK Blok =
= 176,5285
JK Galat = JK total – JK Genotipe – JK Blok
= 676,6143
Analisis
Varian
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
FHIT
|
F5%
|
F1%
|
Blok
|
3
|
176,5285
|
58,84282
|
2,869897
|
2,89
|
4,44
|
Genotipe
|
11
|
632,7006
|
57,51824
|
2,805294
|
2,09
|
2,84
|
Galat
|
33
|
676,6143
|
20,50346
|
|
|
|
Total
|
47
|
1485,843
|
|
|
|
|
1.
Ragam
genetik
KT Galat = M1 = σ2E = 20,50346
=
= 9,253694
2.
Standar
deviasi ragam genetik
=
= 2,219262
3.
KK
G =
=
= 56,43 %
X =
16,39
4.
KKF
=
=
=
1,81 %
KKF =
= 9,253694 + 20,50346 = 29,75716
5.
h2bs
=
=
= 0,31 %
4.2 Pembahasan
Nilai
h2 menunjukan besarnya potensi dari populasi intuk menerima
perbaikan dan memiliki nilai antara 0 dan 1, jika H2 = 1berarti
bahwa keragaman fenotipe seluruhnya timbil karena adanya perbedaan genotype
sebaliknya, jika H2 = 0 berati keragaman fenotipe seluruhnya timbul
karena pengaruh lingkungan yang memang beragam. kriteria heritabilitas: 0 – 20
(rendah); 20 – 50 (sedang); > 50 (tinggi).
Variasi pada tumbuhan merupakan
gabungan dari pengaruh genetik dan
lingkungan sangat mendukung dalam pertumbuhan suatu tanaman. Tanaman yang memiliki ragam genetic
yang tinggi cenderung akan mendapatkan
sangat sedikit pengaruh dari lingkungannya. Jumlah daun tanaman salah satu faktor kondisi tanaman
yang sangat dipengaruhi oleh factor genetic dan sedikit dipengaruhi oleh factor
lingkungan. Dengan menduga keragaman genetic pada berat kering polong memiliki
standar deviasi ragam genetik yang c ukup
luas yaitu sebesar 73,57 sedang nilai
KKG menunjukkan angka sebesar 3,37 yang mengisyaratkan bahwa KKGnya
agak sempit. Dengan nilai heretabilitas berat polong kering sebesar 0,60 yang
berarti memiliki heretabilitas rendah.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa
keragaman genetic pada berat polong tanaman kacang hijau atau faktor genetik
berpengaruh terhadap berat polong. Faktor
genetic dan faktor lingkungan yang akan menentukan besar kedua faktor yang dapat mempengaruhi
tinggi tanaman jagung.
Pada nilai KKF menunjukkan criteria
nilai yang sempit yaitu lebih dari 5,58 %,
yang berarti sedang. Sehingga
kondisi pertumbuhan tinggi tanaman sangat di pengaruhi oleh faktor genetic yang
keduaya sama besar pengaruhnya. Sehingga faktor genetic yang mendominasi.
Pada
diameter batang tanaman kacang hijau yang sudah
melalui analisis ragam genetic di dapatkan standar deviasi ragam genetik yaitu 1,4142194 menandakan bahwa KKGnya agak sempit.KKG pada diameter batang
tanaman kacang hijau menunjukkan bahwa sifat besarnya diameter batang di bawa
oleh factor genetik. Faktor genetic masih memiliki pengaruh yang positif
terhadap diameter batang tanaman kacang hijau.
Perkembangan diameter batang tanaman
kacang hijau memiliki fakto gen baik dengan
mampu membuat tanaman jagung memunculkan ekspresi faktor besarnya diameter batang tanaman kacang
hijau. Pada Koefesien Keragaman Fenotipe
(KKF) memiliki criteria nilai yang sempit sebesar 3,31
%. dengan kata lain lingkungan
atau environment tidak memberikan
pengaruh besar dalam pertambahan diameter batang kacang hijau. Genetik pembawa
sifat besarnya diameter batang mampu bertahan pada lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan diameter batang tanaman. Dari hasil analisis yang dilakukan
pertambahan diameter batang tanaman jagung memiliki peningkatan yang sama dengan jumlah daun tanaman jagung
yang mempengaruhi penampilannya adalah gentik tanaman itu sendiri.
BAB
V KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai
berikut :
1. bahwa
heritabilitas merupakan nilai relatif yang menunjukkan besarnya sumbangan
keragaman genotype. Dimana heritabilitas dalam arti sempit (narrow sense) yaitu
perbandingan antara ragam genetik additif dengan ragam fenotipik. Heritabilitas
menentukan keberhasilan seleksi karena dapat memberikan petunjuk suatu sifat
lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor lingkungan.
2. Dengan
semakin tinggi nilai h2 dapat diartikan bahwa keragaman sifat
produksi lebih banyak dipengaruhi oleh perbedaan genotipe tanaman dalam
populasi, dan hanya sedikit pengaruh keragaman lingkungan. Pada nilai
heritabilitas negatif atau lebih dari satu secara biologis tidak mungkin
terjadi. Variasi genetik dan heritabilitas suatu sifat dipengaruhi oleh
populasi dan faktor lingkungan dengan nilai heritabilitas suatu sifat
tergantung pada tindak gen yang mengendalikan sifat tersebut pada tanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010.Tipe-tipe
pembungaan pada tanaman.http//wikipedia.com. Diakses pada
15/3/2013 pukul 19:40
Allard, R. W, 1995. PemuliaanTanaman. Jakarta; Rineka Cipta
De Nettancourt, D. 1997. Incompatibility in Angiosperms. Berlin:
Springer verlag
Johnson and Rendel, 1966. http://gatotciptadi.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/2012-PKH-Genetika-dasar-K-9-Parameter-genetik-introduksi-heritabilitas-dan-ripitabilitas.pdf
Syukur, M., S, S. Sujiprihati dan
R. Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan
Tanaman. Jakarta;Niaga Swadaya. Cetakan I
Tim
Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum
Pemuliaan Tanaman. Bengkulu. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas pertanian
UNIB.
Tidak ada komentar: