JURNAL Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.)
Vol. 03 No. 01 Agustus
2011, Hal. 78 – 81 78
ISSN:
2086-8227
Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang terhadap
Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.)
Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.)
Effect of addition of
banana stem compost on the growth of jabon (Anthocephalus cadamba
Miq.) seedlings growth
Miq.) seedlings growth
Arum Sekar
Wulandari1, Irdika Mansur1, dan Helga Sugiarti1
1Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB
ABSTRACT
1Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB
ABSTRACT
Addition of compost could
increase plant growth. Compost derived from banana stem could be added as
admixture in nursery medium for
growing jabon seedlings. This research studied the effect of addition of
various composts on the growth of jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) seedlings. The objectives of this study were: (1) to test the quality
of compost produced from
banana stem in improving the growth of jabon seedlings, and (2) to learn the
effect of composts from banana stem and
other composts existing in the market (Ofer, Cocopeat, Guano and Andam) on the
growth of jabon seedlings.
Key words : Composts, banana stem, Anthocephalus cadamba Miq.
PENDAHULUAN
Batang pisang belum banyak
digunakan untuk kompos padahal dalam batang pisang terdapat unsurunsur penting yang
dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan
kalium (K). Selain itu juga tanaman yang ditambahkan kompos
tumbuh menjadi lebih subur.
Dalam penelitian ini
kompos dari bahan baku batang pisang digunakan sebagai media tumbuh semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.)
Jabon merupakan salah
satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti reklamasi lahan bekas tambang, penghijauan dan pohon peneduh (Mansur dan Tuheteru
2010). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji kualitas kompos yang dihasilkan dari batang pisang
dalam meningkatkan pertumbuhan semai jabon dan mengetahui pengaruh kompos batang pisang dan kompos yang ada di pasaran (ofer, andam, cocopeat
dan guano) dalam meningkatkan
pertumbuhan semai jabon.
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi pemanfaatan batang pisang yang ramah lingkungan, murah,
dan mudah dibuat dalam peningkatan pertumbuhan semai jabon.
BAHAN DAN
METODE
Waktu dan Tempat. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Febuari-Juni 2010, bertempat di Rumah Kaca Ekologi dan Laboratorium
Silvikultur Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini ialah pisau/golok, ember cat dengan kapasitas 19 liter,
sarung tangan, masker, label, oven, gelas ukur, kain kasa,
ayakan,wadah dengan kapasitas ±
2 liter, sprayer, alat penyiram (gembor),
timbangan analitik, gayung, pengaduk,
mistar, kaliper, alat tulis, alat
hitung (kalkulator), seperangkat komputer, kamera dan tally
sheet.
Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini ialah semai jabon berumur ± 6 minggu, tanah, pasir,
polybag, kompos yang dijual di pasaran (guano, andam, cocopeat dan ofer), batang
pisang, larutan EM-4, arang sekam, dedak, dan sabut kelapa.
Persiapan Bahan
Pembuatan kompos batang pisang. Batang pisang dipotong-potong berukuran
± 1-2 cm. Kemudian dicampur dengan dedak secara merata dan EM-4 konsentrasi 20% secara
merata. Kandungan air pada adonan dibuat sekitar 30-40%. Adonan kemudian dimasukkan ke dalam ember yang dilubangi
bagian bawah dan sampingnya dan ditutup
dengan batalan sabut kelapa selama 30
hari. Pengadukan adonan dilakukan seminggu sekali. Pada minggu kedua ditambahkan arang sekam. Hal ini bertujuan untuk
menyerap air yang keluar berlebihan akibat proses pengomposan.
Penyiapan media tanam. Media tanam yang digunakan dalam
penelitian ini tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1 (v/v/v). Sebagai
kontrol hanya digunakan tanah dan pasir
dengan perbandingan kontrol 3:1 (v/v).
Tanah dibersihkan dari kotorankotoran
seperti daun, akar, dan ranting kering kemudian dikeringudarakan dan diayak dengan ayakan berukuran 2,5 x 2,5 mm. Pasir juga diayak dengan ayakan
ukuran yang sama. Tanah, pasir dan
kompos kemudian dicampur dan
dimasukkan dalam polibag berukuran 15 x 20 cm.
Pelaksanaan Penelitian
Penyapihan semai. Kecambah yang disapih
ialah kecambah yang telah berumur ± 6 minggu, memiliki 2-4 pasang daun. Semai jabon
dimasukkan ke dalam polibag yang telah berisi media sapih. Penanaman dalam polibag dilakukan dengan
cara melubangi tanah ± 3 cm dengan ranting, lalu semai ditanam dalam lubang tersebut hingga bagian
akar terbenam. Setelah disapih semai jabon diletakkan terlebih dahulu di tempat
yang teduh.
Pemeliharaan. Penyiraman jabon
dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan menggunakan sprayer dan gembor agar
media tetap lembab. Selain itu juga dilakukan pembersihan gulma dan perbaikan
posisi polibag.
Rancangan Percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam
penelitian ini ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu
faktor yang terdiri 6 perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali dan setiap ulangan terdiri atas 4 semai jabon.
Dengan demikian terdapat 144 semai
yang ditanam. Kompos yang digunakan
ialah kompos yang dijual di pasaran seperti
guano, andam, cocopeat, ofer, dan kompos batang pisang yang dibuat sendiri. Guano merupakan pupuk organik
yang berasal dari kotoran kelelawar. Andam
ialah kompos yang berasal dari serasah daun. Sedangkan cocopeat merupakan sabut kelapa yang sudah dihaluskan. Ofer merupakan pupuk organik
yang berasal dari kotoran hewan.
Perlakuan yang diberikan ialah
sebagai berikut:
Kontrol = Tanah + pasir
3:1 (v/v)
Ofer = Tanah + pasir + ofer
2:1:1 (v/v/v)
Andam = Tanah + pasir +
andam 2:1:1 (v/v/v) Cocopeat = Tanah + pasir + cocopeat 2:1:1 (v/v/v) Guano = Tanah + pasir +
Guano 2:1:1 (v/v/v) Kompos batang pisang = Tanah + pasir + kompos batang pisang 2:1:1
(v/v/v)
Pengamatan dan Pengambilan Data. Dalam penelitian ini peubah
yang diamati adalah : (1) Tinggi semai (2) Diameter semai (3) Berat kering total (4) Nisbah pucuk akar (5) Berat Media (6) Kekompakan media (7) Analisis jaringan.
Pengukuran tinggi semai (cm) dilakukan setelah
penyapihan, tinggi diukur setiap minggu
selama dua bulan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan mistar mulai dari pangkal batang yang sudah
ditandai terlebih dahulu hingga
titik tumbuh pucuk semai.
Pengukuran diameter (mm)
semai dilakukan dengan menggunakan kaliper, diukur pada pangkal batang yang
sudah ditandai
dengan spidol. Pengukuran dilakukan dua
kali, yaitu pada awal dan akhir pengamatan. Nisbah pucuk akar ditentukan dengan membandingkan bobot kering pucuk dengan bobot kering akar. Berat media
diukur dengan cara menimbang 3 sampel media dari masing-masing perlakuan. Media dikeringkan dalam oven dengan suhu 120ºC selama 48 jam. Berat basah
diukur sebelum media tanam dimasukkan
oven dan berat kering pada keadaan
kering oven.
Kekompakan media dilakukan untuk membandingkan kekompakan
pada media tanam tiap perlakuan, dalam keadaan polibag semai dipegang pada
bagian batang
kemudian diangkat. Media dianggap kompak
bila tidak hancur pada saat semai diangkat. Analisis jaringan dilakukan
pada akhir pengamatan, untuk mengetahui
kemampuan semai menyerap unsurunsur N, P dan K dari media tanam yang
digunakan. Pada analisis ini diambil sampel
dari perlakuan media tanam yang
memberikan hasil terbaik (kontrol, ofer dan kompos batang pisang). Analisis jaringan dilakukan di Services Laboratory Sameo Biotrop, Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil. Pertumbuhan Tinggi
Tanaman (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh
media terhadap pertumbuhan tinggi
semai jabon (A. cadamba Miq.)
|
||
Perlakuan
media |
Tinggi rata-
rata (cm) |
% peningkatan
dibandingkan kontrol |
Kontrol
|
8.9 b
|
0.00
|
Ofer
|
16.2 a
|
82.0
|
Batang pisang
|
14.0 a
|
57.3
|
Andam
|
7.4 b
|
-16.6
|
Cocopeat
|
4.5 c
|
-49.4
|
Guano
|
3.4 c
|
-61.8
|
Ket : Angka yang diikuti
oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%.
Pertumbuhan Diameter
Tabel 2. Pengaruh media terhadap pertumbuhan diameter semai jabon (A. cadamba Miq.)
%
peningkatan
dibandingkan
kontrol
peningkatan
dibandingkan
kontrol
Kontrol 0.2 b 0.0
Ofer 0.3 a 50.0
Batang pisang 0.3 a 50.0
Andam 0.2 b 0.0
Cocopeat 0.1 c -66.7
Guano 0.1 c -66.7
Ket : Angka yang diikuti
oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%.
Berat Kering Total (BKT).
Tabel 3. Pengaruh media terhadap berat kering total semai jabon (A.
cadamba Miq.)
% Peningkatan
dibandingkan
kontrol
dibandingkan
kontrol
Kontrol 2.2 bc 0.0
Batang pisang 6.1 a 177.3
Ofer 3.9b 77.3
Andam 1.1 c -50
Guano 0.5 c -77.3
Cocopeat 0.5 c -77.3
Ket : Angka yang diikuti
oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%.
Nisbah Pucuk Akar
Tabel 4. Pengaruh media terhadap nisbah pucuk akar semai jabon (A. cadamba Miq.)
% Peningkatan
dibandingkan
kontrol
dibandingkan
kontrol
Kontrol 5.7bc 0.0
Guano 9.5a 66.7
Batang pisang 7.7ab 35.1
Ofer 6.5abc 14.0
Andam 3.4dc -40.4
Cocopeat 2.5d -56.1
Ket : Angka yang diikuti
oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%.
Berat Media. Berat kering media
dilakukan pada saat panen.
Dengan mengambil media tanam dari 3 polibag
di setiap perlakuan.
|
Gambar 1. Histogram berat
media
Kekompakan Media. Pada saat panen,
kekompakan media dilihat dengan melepaskan polibag dari tanaman, kemudian pangkal
batang semai diangkat. Berdasarkan pengamatan bahwa media
tanam kontrol, penambahan ofer, andam, dan kompos batang pisang tidak hancur pada waktu di angkat. Pada
media penambahan cocopeat dan guano pada saat pembukaan polibag tidak menyebabkan media
tersebut hancur, tetapi bila ada guncangan akan menyebabkan media tersebut hancur.
Analisis Jaringan. Analisis jaringan
dilakukan dengan memberikan sampel pucuk dari perlakuan yang terbaik di antaranya, perlakuan kontrol,
penambahan ofer dan penambahan kompos batang
pisang.
Tabel 5. Hasil analisis
jaringan
Perlakuan
|
N total
|
P total
|
K total
|
(%)
|
(%)
|
(%)
|
|
Kontrol
|
2.84
|
0.34
|
2.28
|
Ofer
|
3.69
|
0.38
|
2.35
|
Batang pisang
|
2.96
|
0.42
|
2.60
|
Sumber : Services laboratory, Sameo Biotrop 15 November 2010.
Berdasarkan hasil
analisis jaringan di atas maka dapat diketahui kandungan dan serapan unsur N, P,
dan K oleh semai jabon (A. cadamba
Miq.) pada Tabel 8.
Tabel 6. Kandungan dan serapan unsur N, P, dan K oleh semai jabon (A. cadamba Miq.) pada perlakuan kontrol,
penambahan ofer dan penambahan kompos batang pisang.
Kontrol 6,2 0,7 5,0
(bkt = 2,2g)*
Batang
pisang 18,0 2,6 15,8
(bkt = 6,1 g )
Ofer 14,4 1,5 9,2
(bkt = 3,9g)
*bkt : berat kering total
rata-rata.
**Berat unsur yang dipanen = bkt x % unsur.
Berdasarkan Tabel 1 pengaruh media terhadap pertumbuhan tinggi semai jabon (A.cadamba Miq.) menunjukkan bahwa perlakuan media penambahan ofer dan penambahan kompos
batang pisang menunjukkan pengaruh
yang tidak berbeda nyata. Hal ini dapat diduga kompos batang pisang mampu menyuplai hara dan mampu
memperbaiki struktur tanah yang sama dengan
ofer. Namun perlakuan dengan penambahan ofer dan penambahan kompos batang pisang memberikan pengaruh yang
berbeda nyata dan lebih baik dibandingkan dengan media kontrol. Sehingga tanah yang diberikan kompos menjadi gembur dan tanaman terlihat hijau, besar dan segar
dibandingkan dengan yang tidak diberi
kompos (Simamora dan Salundik 2006). Bila dibandingkan dengan kontrol, media dengan penambahan ofer memberikan peningkatan terbesar dengan nilai 82% sedangkan
untuk penambahan kompos batang pisang memberikan peningkatan sebesar 57.3%. Pada perlakuan dengan penambahan cocopeat dan penambahan guano memberikan
peningkatan sebesar -49.4% dan -61.8% dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan
tersebut menunjukkan bahwa penambahan
cocopeat dan guano tidak dianjurkan
dalam pengaplikasiannya, hal ini bertujuan
untuk menghemat biaya.
Pengaruh media terhadap
pertumbuhan diameter menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol penambahan ofer
dan penambahan kompos batang pisang
memberikan pengaruh yang berbeda nyata
dan peningkatan pertumbuhan diameter
sebesar 50%. Sedangkan perlakuan
dengan penambahan cocopeat dan penambahan
guano memberikan peningkatan – 66.7%.
Pengaruh media terhadap
berat kering total semai jabon (A.
cadamba Miq.) menunjukkan bahwa perlakuan dengan
penambahan kompos batang pisang memberikan pengaruh paling baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Dimana, berat kering tanaman atau biomassa tanaman meliputi
semua bahan tanaman yang secara kasar berasal dari hasil fotosintesis, serapan
unsur hara dan air yang diolah melaui proses biosintesis. Biomassa kering
mencerminkan efisiensi interaksi proses fisiologis dengan lingkungannya, selain itu
bahan kering tanaman dinilai sebagai manifestasi dari semua proses dan
peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan tanaman (Sitompul dan
Guritno 1995). Bila dibandingkan dengan kontrol, penambahan kompos
batang pisang mampu
memberikan peningkatan berat kering total sebesar 177.3%. Hal ini terlihat dari
semai jabon dengan perlakuan media penambahan kompos batang pisang memiliki jumlah daun banyak,
besar, batang semai yang pada bagian pangkal
sudah berkayu serta akar yang banyak.
Informasi mengenai
nisbah pucuk akar diperlukan untuk mengetahui keseimbangan antara pertumbuhan pucuk tanaman sebagai
tempat terjadinya proses fotosintesis dengan pertumbuhan akar sebagai bidang serapan unsur hara dan
air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai nisbah pucuk akar sebesar 2.5-9.5. Dimana nilai nisbah pucuk akar yang tinggi menunjukkan pertumbuhan bagian pucuk tanaman
lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan akarnya. Menurut Salisbury
dan Ross 1992 lebih besarnya biomassa tajuk dibandingkan dengan biomassa
akar dapat memungkinkan terjadinya
pengendalian penyerapan hara oleh
tajuk.
Berat media tanam diukur untuk efisiensi
penggunaan tanah dalam
pembangunan persemaian dan memberikan alternatif campuran media yang akan digunakan, selain itu
juga untuk mempermudah dalam pengangkut an bibit pada kegiatan penanaman. Dari Gambar 2 dapat dilihat
bahwa perlakuan kontrol memiliki berat media tertinggi. Hal ini disebabkan
pada perlakuan kontrol digunakan tanah dan pasir sehingga media dalam polibag
memenuhi ruangan yang ada sehingga nampak padat dan cenderung berat.
Dibandingkan dengan media kontrol, media penambahan ofer dan penambahan kompos daun lebih ringan 21.7 %, hal ini dapat disebabkan karena
sebagian besar bahan yang terkandung
dalam ofer dan kompos daun mengalami
dekomposisi, sebagian unsur-unsurnya sudah
dimanfaatkan oleh tanaman, menguap atau tercuci pada waktu penyiraman. Media penambahan cocopeat menunjukkan berat media yang terendah
yaitu sebesar 23.1%. Dimana kandungan
cocopeat merupakan serbuk kering
yang sangat ringan dari kulit buah kelapa. Namun penggunaan cocopeat dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh
yang lebih rendah dibandingkan kontrol sehingga tidak dianjurkan dalam
pengaplikasian dalam persemaian.
Pengujian kekompakkan media bertujuan untuk mengetahui media yang
digunakan baik untuk pertumbuhan tanaman, dimana media yang digunakan memiliki nutrisi yang
baik, tidak padat sehingga akar mampu berkembang didalam tanah dan memberikan bibit tanaman yang baik. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa,
media kontrol, media penambahan ofer, media
penambahan andam dan media campuran kompos
batang pisang tidak hancur pada waktu diangkat, sedangkan pada media
campuran cocopeat dan campuran guano pada
saat pembukaan polibag tidak menyebabkan
media tersebut hancur, tetapi bila ada guncangan
akan menyebabkan media terlepas dari kesatuan
yang telah tercetak. Selain itu juga pada media campuran cocopeat dan
campuran guano akar yang tumbuh tidak ke
dalam melainkan arah sisi samping dan membentuk
cetakan polibag. Hal ini dapat dikarenakan karena media terlalu padat sehingga akar sukar menembus tanah.
Analisis jaringan
dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui kandungan suatu unsur dan serapan unsur hara tertentu yang
dibutuhkan tanaman. Ada tiga unsur yang dianalisis dari
jaringan pucuk, yaitu unsur N (nitrogen), P (fosfor), dan K (kalium). Bahwa kandungan dan serapan N,
P, dan K tertinggi dimiliki oleh media perlakuan dengan pencampuran kompos batang pisang. Dimana N
yang terkadung dalam kompos batang pisang sebesar 18.056 mg, P sebesar 2.562 mg, dan K sebesar
15.860 mg.
KESIMPULAN
1. Perlakuan media tanam dengan penambahan komposbatang pisang dapat
memperbaiki struktur tanah,sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan semai jabon.
2. Kompos batang pisang memberikan pengaruh pertumbuhan yang tidak
berbeda nyata pada ofer, sehingga memberikan pengaruh pertumbuhan yang sama baik dengan
perlakuan ofer. Namun penambahan kompos batang pisang lebih baik bila dibandingkan dengan
kontrol, andam, guano dan cocopeat.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur I, Tuheteru F D.
2010. Kayu Jabon. Jakarta: Penebar Swadaya
Simamora S, Salundik.
2006. Meningkatkan Kualitas Kompos.
Jakarta: Agro Media Pustaka.
Sitompul SM, Guritno B.
1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar: