HIDROKARBON
ALKANA (HIDROKARBON JENUH)
Oleh : Trio Candra. trio.candra94@gmail.com
2.1 PENDAHULUAN
Senyawa yang hanya mengandung C dan
H disebut senyawa hidrokarbon. Pada
senyawa hidrokarbon, jika atom karbonnya telah berikatan semua disebut dengan hidrokarbon jenuh atau Parafin atau alkana. Parafin berasal dari bahasa latin parum affinitas yang berarti affinitasnya
kecil[1].
Jadi senyawa parafin atau alkana adalah suatu senyawa yang sukar bereaksi pada
temperatur kamar atau suatu senyawa yang stabil.
Senyawa alkana yang membentuk rantai
terbuka disebut senyawa alifatik
(aliphatic compounds). Jika 3 atom C atau lebih membentuk cincin disebut
dengan alkana siklis.
CnH2n+2 CnH2n
Rumus umum alkana alifatik Rumus umum alkana siklik
n = jumlah atom C
Senyawa hidrokarbon / alkana yang
kehilangan satu atom H disebut dengan gugus
alkil dan diberi notasi R, rumus
umum alkil adalah CnH2n+1
2.2 TATA NAMA ALKANA
Tata cara penamaan berdasarkan IUPAC :
v Penamaan berasal dari bahasa Yunani, diakhiri dengan kata – ana, kecuali senyawa alkana yang
mengandung 1 sampai 4 atom C, penamaan diberikan secara khusus (Tabel 2.1).
v Jika
tidak bercabang :
Nama alkana sesuai dengan jumlah
atom C-nya, di depannya diawali huruf “n”
yang berarti normal.
v Jika
bercabang :
· Tentukan rantai utama (rantai terpanjang)
· Rantai cabang dianggap sebagai gugus
alkil
· Beri nomor
pada rantai utama, sehingga nomor gugus/cabang menjadi
nomor yang sekecil-kecilnya.
· Urutan pemberian nama :
w Sebutkan nomor dari atom C tempat cabang terikat
w Sebutkan gugus cabang
w Sebutkan nama rantai utama.
Nomor
cabang
|
-
|
Nama
cabang
(alkil)
|
|
Nama
rantai utama
|
· Jika mempunyai gugus cabang
yang sama lebih dari satu gugus cabang, harus diawali dengan :
w di, jika terdapat 2
gugus cabang yang sama.
w Tri, jika terdapat 3
gugus cabang yang sama.
w Tetra , jika terdapat 4 gugus cabang yang sama.
· Jika mempunyai lebih dari satu gugus cabang
yang berbeda, urutan penamaan gugus cabang berdasarkan abjad, misalnya : butil ; etil ; metil ; propil.
· Apabila terdapat dua gugus alkil berbeda yang
terikat pada rantai utama tetapi mempunyai jarak yang sama dari kedua ujung
rantai utama maka penomoran rantai utama harus dimulai dari ujung yang lebih
dekat dengan gugus alkil yang disebut dahulu.
Contoh :
v Tata
nama untuk senyawa alkana yang memiliki rantai tertutup (siklo), diawali dengan
nama “siklo” pada penamaan sikloalkana.
Contoh :
3 atom C struktur segitiga nama siklopropana
4 atom C struktur segi empat nama siklobutana
5 atom C struktur segi lima nama siklopentana
6 atom C struktur segi enam nama sikloheksana
|
|
|
siklopropana
|
siklopentana
|
sikloheksana
|
2.2.1
ISOMER ALKANA
Senyawa alkana yang mempunyai atom
karbon (C) lebih dari tiga buah mempunyai lebih dari satu struktur senyawa.
Senyawa alkana yang mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur atau rumus
bangunnya berbeda disebut isomer.
Semakin banyak atom dalam suatu senyawa, maka semakin banyak juga isomernya,
contohnya heksana dengan rumus molekul C6H14 strukturnya
adalah :
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 n-heksana (C6H14)
CH3-CH2-CH2-CH-CH3 2-metil
pentana (C6H14)
½
CH3
CH3-CH-CH-CH3 2,3-dimetil
butan (C6H14)
½
½
CH3 CH3
CH3
½
CH3-C-CH2-CH3 2,2-
dimetil butana (C6H14)
½
CH3
2.3 SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Alkana adalah senyawa non polar, akibatnya gaya
antar molekul-nya lemah. Alkana rantai lurus yang mengandung atom C1 sampai C4
(butana) berwujud gas pada temperatur kamar, sedangkan alkana C5
sampai C17 berwujud cairan. Alkana mengandung 18 atom C atau lebih
berwujud padat.
Karena alkana non polar, alkana hanya larut dalam
pelarut non polar juga atau sedikit polar seperti benzena dan dietil eter dan
tidak larut dalam air. Alkana cair berat jenisnya lebih kecil dari pada air
(B.J. air 1,0 g/mL), sehingga akan mengapung di atas air. Api yang disebabkan
minyak atau lemak tidak dapat dimatikan oleh air karena minyak atau lemak (umumnya
mempunyai struktur alkana) akan mengapung di atas air. Air justru akan menyebarkan
apinya.
Alkana dan sikloalkana kurang reaktif dibandingkan
dengan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional. Pada umumnya alkana
tidak bereaksi dengan asam kuat dan basa, zat pengoksidasi dan zat pereduksi.
Karena kurang reaktif inilah makanya alkana disebut parafin.
Makin besar massa molekul relatif (MR) alkana,
titik didihnya bertambah tinggi. Kenaikan titik didih ini disebabkan oleh
membesarnya gaya van der Walls antara molekul yang makin panjang. Alkana
bercabang titik didihnya lebih rendah dari pada alkana yang berantai lurus
karena terganggunya gaya van der Walls.
Rantai lurus – berdekatan : gaya tarik
menarik lebih kuat
|
Rantai bercabang – berjauhan : gaya tarik menarik lebih lemah
|
Gambar 2.2 Perbedaan gaya antar
molekul rantai lurus dengan rantai bercabang
Tabel 2.2 Nama alkana dan alkil menurut IUPAC
n
|
Nama
|
Rumus
|
Ttk didih
oC
|
Jumlah Isomer
|
Gugus Alkil
|
Rumus
|
1
|
Metana
|
CH4
|
-162
|
1
|
Metil
|
CH3-
|
2
|
Etana
|
C2H6
|
-88,6
|
1
|
Etil
|
C2H5-
|
3
|
Propana
|
C3H8
|
- 42,1
|
1
|
Propil
|
C3H7-
|
4
|
n-butana &
iso-butana
|
C4H10
|
-0,5/-1,7
|
2
|
Butil
|
C4H9-
|
5
|
n-pentana
& iso-pentana
|
C5H12
|
36,1/27,9
|
3
|
Pentil
|
C5H11-
|
6
|
Heksana
|
C6H14
|
86
|
5
|
Heksil
|
C6H13-
|
7
|
Heptana
|
C7H16
|
98,4
|
9
|
Heptil
|
C7H15-
|
8
|
Oktana
|
C8H18
|
114
|
18
|
Oktil
|
C8H17-
|
9
|
Nonana
|
C9H20
|
150,8
|
35
|
Nonil
|
C9H19-
|
10
|
Dekana
|
C10H22
|
174,1
|
75
|
Dekil
|
C10H21-
|
11
|
Undekana
|
C11H24
|
|
|
Undekil
|
C11H23-
|
12
|
Dodekana
|
C12H26
|
|
|
Dodekil
|
C12H25-
|
13
|
Tridekana
|
C13H28
|
|
|
Tridekil
|
C13H27-
|
17
|
Heptadeka
|
C17H36
|
|
|
Heptadekil
|
C17H35-
|
70
|
Heptakontana
|
C70H142
|
|
|
Heptakontil
|
C70H141-
|
Ket : n = jumlah atom C (karbon)
|
|
Gambar 2.1 Metana dan struktur
metana tiga dimensi
|
2.4 SUKU PENTING ALKANA
Metana (CH4) adalah suatu gas yang beracun, tidak
berwarna dan tidak berbau, sukar larut dalam air, mudah larut dalam alkohol,
titik didih dan titik lebur di bawah 0 oC.
Metana merupakan senyawa yang sangat stabil dan tidak bereaksi
dengan asam maupun basa. Jika
bercampur dengan klorida (Cl) dapat menimbulkan ledakan kalau kena sinar
matahari. Jika dipanaskan pada temperatur 1000 oC dan katalisator N
terbentuk karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H)
Metana di alam :
v Gas metana dapat berasal dari dekomposisi bahan organik, seperti
daun-daun busuk di dasar rawa, sehingga metana disebut juga dengan gas rawa. Kadang-kadang dijumpai juga
dalam sumur tua.
v Di dalam tambang batu bara, sering
menimbulkan ledakan di dalam tambang.
v Sebagai hasil tambang yang bercampur
dengan sedikit etana, propana dan butana disebut gas alam atau yang bercampur
dengan minyak bumi.
v Dalam pencernaan dimungkinkan juga
terbentuknya metana.
2.4.1 Peran
Alkana Dalam Kehidupan
v Metana (CH4) pada umumnya digunakan sebagai zat bakar dan sintetis pembuatan
senyawa metil klorida (CH3Cl) dan metanol (CH3OH).
Metana dipakai dalam “Lampu Davy” untuk menghindari letupan-letupan di dalam
tambang. Metana terdapat dalam gas alam sekitar 90 %, penguraian sisa makanan
50 %.
v Propana, butana dan isobutana yang
berasal dari gas alam atau minyak dipakai sebagai zat bakar yang disimpan
dalam tabung dalam bentuk cair “ LPG”
atau Liquifield Petroleum Gases.
v Propana digunakan untuk
sintetis propil-alkohol dan propanal.
|
|
Gambar 2.3 Produk alkana
a.
LPG, b.tinta, c. cat dan d. semir sepatu
|
v Butana dapat dipakai untuk
membuat 1,3-butadiena dengan cara hidrogen katalitik.
v Pelarut sintetis, seperti pentana, heksana
dan heptana
Bahan baku untuk membuat karbon black ( C ), yang
digunakan sebagai pewarna hitam seperti tinta, cat dan ban karet.
v Bahan baku minyak bumi dan gas alam.
A L K E N A
3.1 PENDAHULUAN
Alkena/olefin
merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap dua diantara
dua atom C yang berurutan (-C=C-),
dengan rumus :
CnH2n n = jumlah atom C
Rumus CnH2n
ini ditemukan oleh Kekule. Menurut
Kekule ikatan rangkap dianggap sebagai gugus
fungsional. Gugus fungsional memberikan sifat fisik dan kimia tertentu pada
molekul. Semua ikatan rangkap dapat mengadisi brom (Br2).
Dahulu alkena dikenal dengan nama olefin, yang berarti “pembentuk minyak”. Istilah ini timbul
karena alkena yang bersifat gas, seperti etilena dapat bereaksi dengan klor (Cl2)
membentuk cairan berminyak.
Alkena lebih mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan
alkana dan alkuna. Salah satu contoh alkena yang terbentuk secara
alamiah adalah “masculare”, yaitu
zat penarik seks pada kupu-kupu dan asam oleat.
CH3(CH3)11CH2 CH2(CH2)6CH3 CH3(CH2)7 (CH2)7COOH
b Z b Z
C = C C = C
Z b Z b
H H
H H
masculare asam oleat
dari lemak dan minyak
3.2 STRUKTUR ALKENA
Struktur suatu senyawa ditentukan
oleh sifat fisik maupun sifat kimianya. Untuk menentukan struktur alkena, harus
anda lihat ikatan atom-atom penyusunnya. Contoh alkena yang paling sederhana
adalah etena/etilen dengan rumus
molekul C2H4.
Etena bila dibandingkan dengan etana, maka etena
kekurangan dua atom hidrogen. Seperti kita ketahui bahwa atom karbon mempunyai
6 elektron pada kulit terluarnya, sehingga karena masing-masing karbon hanya
mengikat 2 atom hidrogen, maka supaya netral diantara kedua atomnya harus
saling meminjamkan 2 elektron, sehingga pada etena terdapat sebuah ikatan
rangkap dua.
|
|
Gambar 3.1 Etena dan etena dengan
struktur tiga dimensi
Sifat fisika alkena hampir sama dengan sifat
fisika alkana. Perbedaan dengan alkana karena adanya ikatan p yang kurang stabil yang menyebabkan alkena dengan
jumlah atom karbon yang sama dengan alkana mempunyai titik didih dan titik
lebur lebih kecil dari alkana.
3.3 TATA NAMA ALKENA
v Sesuai dengan nama alkana dengan
menggantikan akhiran ana menjadi –ena.
v Alkena yang mempunyai rantai karbon yang
panjang, penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan letak ikatan
rangkap.
v Di belakang nama alkena disebutkan angka
sesuai dengan letak ikatan rangkapnya
v Penomoran cabang berdasarkan letak ikatan
rangkap, nama cabang ditulis di depan
v Jika mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap dua, diberi akhiran :
-
diena jika mempunyai 2 ikatan
rangkap dua.
- triena
jika mempunyai 3 ikatan rangkap dua
v Urutan pemberian nama :
Nomor
cabang
|
-
|
Nama
cabang
(alkil)
|
|
Nama
rantai utama
|
|
Nomor
ikatan rangkap
|
Contoh :
Rumus molekul
|
Struktur
|
Nama
|
C2H4
|
CH2=CH2
|
Etena
|
C3H6
|
CH3–CH =CH2
|
Propena-1
|
C4H8
|
CH3–CH2–CH=CH2
|
Butena-1,
bukan butena-3
|
C5H10
|
CH3 – CH =CH – CH2-CH3
|
Pentena-2,
bukan pentena-3
|
C6H12
|
CH3 – CH – CH2 –CH=CH2
½
CH3
|
4-metil pentena-1, bukan
2-metil pentena-4
|
C7H14
|
CH2= C - C=CH-CH2-CH3
½ ½
CH3 CH3
|
2,3-dimetil
1,3 heksadiena atau
2,3-dimetil,
heksena-1,3-diena
|
3.4 CARA PEMBUATAN ALKENA
Pembuatan secara industri, alkena dibuat dari alkana yang ada di dalam petroleum (minyak bumi)
dengan cara proses cracking (pirolisis).
3.5 REAKSI-REAKSI ALKENA
1. Reaksi hidrogenasi
Apabila alkena ditambah hidrogen dengan katalis
akan terbentuk senyawa alkana.
Contoh :
etana / alkana
2.
Reaksi oksidasi
a.
Dalam suasana asam akan
terbentuk asam karboksilat.
Contoh :
3(CH3-CH=CH2) + 8KMnO4 + H2SO4 Þ 4K2SO4
+ 8MnO2 + 4H2O +
3(CH3-COOH) +
3(H-COOH)
asam karboksila
3.
Reaksi polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah penggabungan beberapa molekul menjadi
molekul yang lebih besar atau lebih dari empat monomer, reaksi polimerisasi
dapat terjadi pada suhu tinggi dengan katalis ZnCl2 atau H2SO4.
Contoh :
3.6 KEGUNAAN ALKENA
v Etena (C2H4) merupakan gas yang tidak berwarna
dan hampir tidak berbau, terbakar dengan nyala yang terang sehingga digunakan
dalam gas lampu (beberapa persen).
v Etena juga digunakan untuk memeram
buah-buahan dan obat bius. Di
laboratorium, etena dibuat dari etanol dan asam sulfat pekat yang dialirkan
melalui Al2O3 panas.
v a-Pinema (alkena siklis), merupakan komponen terbesar dari minyak terpentin.
v Propena digunakan sebgaai bahan untuk membuat plastik dengan reaksi
polimerisasi (polimer polipropilena).
v Butena dapat diubah menjadi 1,3-butadiena yang digunakan untuk membuat
karet sintetis.
v Masculare, yaitu zat penarik seks pada kupu-kupu.
|
|
|
|
Gambar
1. Produk yang terbuat dari alkena, botol plastik, pipa PVC dan teflon
v Nilon 66, merupakan senyawa polimer banyak digunakan untuk serat pakaian.
Biasanya penggunaannya nilon dicampur dengan serat cotton dengan
perbandingan 65 % cotton dan 35 % nilon
66 akan diperoleh kain yang nyaman dipakai, tidak luntur dan tidak kusut, kain
jenis ini disebut tetoron.
v Dakron, merupakan serat poliester yang banyak digunakan sebagai pengganti
kapas untuk keperluan rumah tangga, seperti kasur, bantal terutama bagi penderita
alergi debu juga digunakan sebagai serat tekstil.
v Polivinil klorida (PVC) banyak digunakan untuk membuat pipa, pelapis lantai.
v Polimetil metakrilat (PMMA), lusit dikenal sebagai fleksiglass yang merupakan plastik bening keras,
tetapi ringan banyak digunakan untuk kaca jendela pesawat terbang dan lampu.
v Polipropilen, orlon, poliakrilonitril untuk benang karpet, sprei dan baju.
v Polivinil asetat, digunakan sebagai perekat dan cat lateks.
v Polietilen,
digunakan untuk pembuatan lembaran film, pembungkus makanan.
v Politin
sebagai senyawa polimer merupakan termoplastik yang tahan terhadap asam, basa,
tekanan dan suhu tinggi serta bahan kimia lain. Biasanya digunakan untuk
mengisolasi kawat listrik, alat-alat laboratorium dan botol-botol.
v Polistiren,
merupakan senyawa polimer termoplastik yang menyerupai gelas, tahan air dan
bahan kimia. Dapat digunakan
untuk membuat kancing, sisir dan pembungkus alat listrik.
v Teflon, politetra-flouro-etilen, digunakan sebagai pelapis anti lengket pada alat-alat yang dipanaskan,
seperti alat masak dan setrika.
A L K U N A
4.1 PENDAHULUAN
Alkuna (deret asetilena) ialah
senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tiga ( - C º C - ) antara dua atom yang berurutan. Rumus umum alkuna CnH2n-2, jadi alkuna merupakan isomer dari alkadiena
(alkena yang punya 2 ikatan rangkap dua). Dengan adanya ikatan rangkap, alkuna
merupakan senyawa yang tidak jenuh.
4.2 STRUKTUR ALKUNA
Alkuna yang paling sederhana adalah etuna (asetilena) dengan rumus molekul C2H2. dalam
strukturnya, atom karbon membagi tiga pasang elektron yang digambarkan dengan
ikatan rangkap tiga, yang merupakan gugus fungsional (gugus penentu sifat).
HC : : : CH è HC º CH
etuna /asetilena
|
propuna
Struktur alkuna dengan rantai karbon yang panjang dapat digambarkan
analog dengan struktur asetilena dengan menggantikan atom hidrogen dengan gugus
alkil dimana struktur gugus alkil sesuai dengan gugus alkana.
4.3 SIFAT ALKUNA
Meskipun alkuna lebih reaktif dari alkana, tetapi senyawa ini
tingkat kepolarannya tidak begitu tinggi. Dengan demikian sifat fisikanya
hampir sama dengan alkana. Contohnya alkuna yang mempunyai berat molekul rendah
berbentuk gas pada temperatur kamar, sama dengan alkana. Seperti juga alkana dan alkena, alkuna tidak larut
dalam air. Senyawa dalam bentuk cair dari ketiga jenis tersebut mengambang di
atas permukaan air.
4.4 TATA NAMA ALKUNA
1. Sama dengan alkana, tetapi akhiran ana pada alkana diganti dengan akhiran –una.
2. Posisi ikatan rangkap diberi nomor
sekecil-kecilnya, ditulis di depan atau di belakang nama utama.
3. Nomor cabang disesuaikan dengan penomoran
ikatan rangkap
4. Jika terdapat ikatan rangkap 2 dan 3 dalam
satu senyawa, maka nomor ikatan rangkap 2 lebih diutamakan.
5. Senyawa alkuna dapat juga dianggap sebagai
turunan dari asetilena.
Urutan pemberian nama :
Nomor
cabang
|
-
|
Nama
cabang
(alkil)
|
|
Nama
rantai utama
|
|
Nomor
ikatan rangkap
|
Contoh :
H3C
– C º CH - propuna atau metil asetilena
H3C
– C º C – CH2
– CH3 - pentuna-2 atau
metil,etil-asetilena
H3C – C º C – CH2 – CH – CH3 - 5
metil, heksuna-2
½
CH3
4.5 PEMBUATAN
ALKUNA
1.
Asetilena/etuna dapat dibuat
dari kalsium karbida (CaC) dengan air.
CaC
+ 2 H2O ® Ca(OH)2 + C2H2
Reaksi ini ditemukan oleh Wöhler (tahun 1862). Kalsium karbida diperoleh dari pemanasan dalam
tanur tinggi kalsium oksida (lime) dengan batubara.
Selain dari
kalsium karbida pembuatan asetilena dapat pula diperoleh dari karbida.
4.6 REAKSI ALKUNA
1.
Oksidasi, menghasilkan asam oksalat
O O
║ ║
asam
oksalat
2. Reduksi
Bila asetilena direduksi maka akan menghasilkan
etilena (etena) kemudian baru terbentuk etana (alkana).
etuna/asetilena
etena/etlena etana
4.6 FUNGSI ALKUNA
¤ Pengelas besi dan baja karena jika dibakar
dengan oksigen menghasilkan temperatur tinggi (3000 oC) yang dipakai
untuk mengelas besi dan baja.
Gas
etuna diperoleh dari hasil pembakaran tidak sempurna gas metana atau hasil
reaksi kalsium karbida (CaC2) dengan air.
4CH4 (g) + 3O2
(g) ®
2C2H2 (g) + 6H2O
(g)
CaC2 (s) + 2H2O
(l) ®
C2H2 (g) +
Ca(OH)2 (g)
Jika hasil reaksi kedua (karbit /
CaC2) berbau tidak enak disebabkan karbit mengandung sejumlah
senyawa posfida yang menghasilkan gas posfin (PH3).
Ca3P2 (s) + 6H2O
(l) ®
Ca(OH)2 (aq)
+ 2PH3 (g)
¤ Mempercepat
pematangan buah ¤ Membuat
asam asetat
¤ Untuk
penerangan ¤
Membuat serat buatan.
¤ Sebagai
bahan karet sintetis neoprena. ¤
Pelarut
[1] Affinitas adalah kecendrungan unsur-unsur untuk saling bersatu (bergabung, membentuk
ikatan), dengan kata lain zat yang
memiliki affinitas kecil sukar bereaksi dengan zat lain pada temperatur kamar.
Tidak ada komentar: