Slide show

I want I can. Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.

Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman

LAPORAN PEMULIAAN TANAMAN
HERETABILITAS

oleh : Trio Candra


BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Keragaman genotipe mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan. Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena Populasi dengan keragaman genotipe rendah mencirikan bahwa anggota popualasi tersebut secara genetis relative homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan sulit untu didapatkan. Untuk dapat menentukan besarnya keragaman genotipe suatu populasi perlu diketahui komponen-komponen yang menyusun keragaman individu tanaman penyusun populasi. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman merupakan perwujudan dari faktor genetic yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut (genotype) dan faktor lingkungnan yang menjadi tempat tumbuhnya. Secara sederhana hubungan tersebut dapat dilambangkan sebagai berikut:
P = G + E
Dimana P adalah keragaman yang dapat diamati (fenotipe), G adalah cirri genetic tanaman (genotype) dan Environment adalah lingkungan. Oleh karena hanya P yang dapat diukur secara langsung maka untuk mengetahui besarnya G dan Envirotment tidak mungkin dilakukan berdasarkan pengamatan langsung individu tanaman, karena G maupun Envirotment tidak dapat dianati secara langsung. Karena itu penguraian perlu dilakukan berdasarkan populasi tanaman dan hubungan diatas menjadi:
σ2 P = σ2 G + σ2 E
Dimana σ2 P dan keragaman fenetip, σ2 G adalah keragaman genotype dan σ2 E adalah keragaman lingkungan. Jika opulasi tanaman tesebut ditumbuhkan pada kondisi lingkungan yang homogen, maka pengaruh lingkungan akan sama pada seluruh anggota populasi. Dengan demikian jika terdapatkeragaman dalam populasi maka keragaman tersebut jelas karena perbedaan cirri genetic dari anggota penyusun populasi. Dengan kata lain jika σ2 E == 0 maka σ2 P = σ2 G. dalam kenyataan, untuk mendapatlkan kondisi lingkungan yang benar-benar homogen bukan merupakan hal yang mudah sehingga untuk dapat menguraikan keragaman fenotipe menjadi komponen yang diperlukan teknik analisis.
Teknik analisis yang paling banyak digunakan untuk tujuan pemuliaan tanaman atau tujuan diatas adalah teknik analsis varians yang diikuti dengan pengurai komponen varians. Berdasarkan analisis varians tersebut dapat diketahui besar dan kebermaknaan genotype, namun belum diketahui besarnya sumbangan keragaman genotype, namun belum diketahi basarnya sumbangan keragaman genotype tesebut terhadap keragaman genitipynya. Oleh karena itu, ada satu parameter genetic yang masih perlu ditaksir, yaitu heritabilitas (h2) atau daya waris (dalam hal ini adalah heritabilitas dalam arti luas).
Heritabilitas merupakan nilai relaip yang menunjukan besarnya sumbangan keragaman genotipy dan dapat dinyatakan sebagai berikut :
H2 = σ2 G/ σ2 P X 100 %
Nilai h2 menunjukan besarnya potensi dari populasi intuk menerima perbaikan dan memiliki nilai antara 0 dan 1, jika H2 = 1berarti bahwa keragaman fenotipe seluruhnya timbil karena adanya perbedaan genotype sebaliknya, jika H2 = 0 berati keragaman fenotipe seluruhnya timbul karena pengaruh lingkungan yang memang beragam. kriteria heritabilitas: 0 – 20 (rendah); 20 – 50 (sedang); > 50 (tinggi).
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali  ini adalah untuk mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heritabilitas arti luas dari sifat-sifat tanaman.
.













BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena Populasi dengan keragaman genotipe rendah mencirikan bahwa anggota popualasi tersebut secara genetis relative homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan sulit untu didapatkan. Untuk dapat menentukan besarnya keragaman genotipe suatu populasi perlu diketahui komponen-komponen yang menyusun keragaman individu tanaman penyusun populasi. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman merupakan perwujudan dari faktor genetic yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut (genotype) dan faktor lingkungnan yang menjadi tempat tumbuhnya (Anonim.  2012).
Pengetahuan tentang nilai heritabilitas sangat diperlukan dalam melakukan program seleksi dan rancangan perkawinan untuk perbaikan mutu genetik ternak. Pengetahuan ini bermanfaat dalam menduga besarnya kemajuan untuk program pemuliaan berbeda. Disamping itu, memungkinkan pemulia membuat keputusan penting apakah biaya program pemuliaan yang dilakukan sepadan dengan hasil yang diharapkan. Nilai heritabilitas bermanfaat dalam menaksir nilai pemuliaan suatu tanaman (Martojo, 1992).
Heriabilitas merupakan suatu tolok ukur yang digunakan dalam suatu seleksi, yaitu untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan kesamaan sifat kepada keturunannya. Menurut Warwick, dkk (1983) heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman otal (yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetic. Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik variance, yang disebabkan perbadaan hariditas diantara gen dan kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit.
Besar kecilnya nilai heritabilitas (h2), bekisar antara 0 – 1.0. Heritabilitas untuk sifat yang ekstrim jarang diperoleh untuk sifat kumulatif ternak. Nilai heritabilitas sama dengan nol artinya semua keragaman sifat ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Sedangkan nilai heritabilitas sama dengan satu berarti  semua keragaman sifat ditentukan oleh genetic.sehingga untuk nilai ekstrim tersebut tidak mungkin, karena setiap individu ternak akan memperoleh pengaruh dan lingkungan.
Prinsip dasar dalam menduga nilai heritabilitas ada beberapa cara utama ( Johnson and Rendel, 1966 ) :
1.      Etimilasi nilai heritabilitas dapat dianalisis dari ragam suatu populasi yang isogen ( ragam yang sama ), dibandingkan dengan ragam populasi umum.
2.      Melalui seleksi dalam populasi bila dilakukan suatu seleksi maka frekuaensi gennya akan berubah dan perubahan frekuansi gen inilah yang diduga sebagai kemampuan genetik yang diperoleh dari tetuanya..
3.      Melalui perhitungan korelasi dan regresi dari induk atau orang tua dengan anaknya.Cara ini merupakan paling akurat, karena dianalisis berdasarkan kekerabatannya secara genetik.


BAB III. BAHAN DAN METODE

3.1 Alat Dan Bahan
Bahan  : Tanaman yang diamati (kacang Hijau 12 genotipe yang berbeda).
Alat     : Timbangan analitik, jangka sorong, wadah sampel, meteran, mistar, pisau cutter, spidol, benang dan plastik label
3.2  Metode Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada 12 genotipe  tanaman yang terdiri dari 4 ulangan dan dari setiap ulangan diambil 3 sampel tanaman untuk sifat-sifat berikut kecuali umur bunga:
1.      Untuk pengukuran tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman tertinggi.
2.      Untuk pengukuran diameter batang  tanaman (cm), diukur diameter batang pada bagian bawah.
3.      Untuk pengukuran jumlah daun, daun pada setiap sampel dihitung.
4.      Untuk pengukuran Jumlah dan bobot polong per tanaman (g), polong yang sudah tua panen lalu dijemur dan setelah kering ditimbang dengan timbangan analitik.
5.      Untuk pengamatan sifat kualitatif yang diamati ialah warna daun dan warna pubescen pada setiap sampel dari seluruh genotipe yang diamati.
6.      Analisis varian dan heretabilitas menggunakan rancangan acak kelompok lengkap, karena percobaan dilakukan dilapangan yang memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Tabel hasil pengamatan KUALITATIF tanaman kacang hijau
Genotipe
Ulangan
Sampel
Warna Pubesen
Warna Daun

        1

      1
1
2
3
Coklat
Coklat
Kuning  Kecoklatan
Hijau  Tua
Hijau  Tua
Hijau  Tua


2
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau  Tua
Hijau  Tua
Hijau  Tua


3
1
2
3
Coklat
Kuning  Kecoklatan
Coklat
Hijau  Tua
Hijau  Tua
Hijau  Tua


4
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau
Hijau
Hijau

2

1
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau  Tua
Hijau  Tua
Hijau  Tua


2
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau  Tua
Hijau  Tua
Hijau  Tua


3
1
2
3
Kuning 
Kuning  Kecoklatan
Kuning 
Hijau 
Hijau 
Hijau 


4
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau  Tua
Hijau  Tua
Hijau  Tua

3

1
1
2
3
Coklat
Coklat
Kuning  Kecoklatan
Hijau  Tua
Hijau  Tua
Hijau 


2
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau
Hijau
Hijau


3
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau
Hijau
Hijau 


4
1
2
3
Coklat
Kuning  Kecoklatan
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

4

1

1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau
Hijau
Hijau


2
1
2
3
Coklat
Kuning  Kecoklatan
Coklat
Hijau
Hijau
Hijau


3
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau
Hijau
Hijau


4
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

5

1

1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau
Hijau
Kuning


2
1
2
3
Coklat
Kuning  Kecoklatan
Coklat
Hijau
Hijau
Hijau Tua


3
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau
Kuning
Hijau


4
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

6

1

1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau
Hijau
Hijau


2
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua


3
1
2
3
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Kuning  Kecoklatan
Hijau
Hijau
Hijau


4
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

        7

      1
1
2
3
Kuning
Coklat
Coklat
Kuning
Hijau
Hijau


2
1
2
3
Kuning
Kuning
Kuning kecoklatan
Kuning
Hijau
Kuning


3
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua


4
1
2
3
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Hijau
Hijau

8

1
1
2
3
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Hijau


2
1
2
3
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Hijau
Hijau


3
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Kuning
Hijau
Hijau


4
1
2
3
Kuning kecoklatan
Kuning
Kuning
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

9

1
1
2
3
Coklat
Kuning
Coklat
Hijau
Hijau
Hijau


2
1
2
3
Kuning
Kuning
Coklat
Hijau
Hijau
Hijau


3
1
2
3
 Coklat
Kuning
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua


4
1
2
3
Kuning kecoklatan
Coklat
Coklat
Hijau
Hijau Tua
Hijau

10

1

1
2
3
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Kuning


2
1
2
3
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Hijau
Hijau


3
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua


4
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

11

1

1
2
3
Kuning
Kuning
Coklat
Hijau
Hijau
Hijau


2
1
2
3
Coklat
Kuning
Coklat
Kuning
Hijau
Kuning


3
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua


4
1
2
3
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

12

1

1
2
3
Coklat
Coklat
Kuning kecoklatan
Hijau
Hijau Tua
Hijau Tua


2
1
2
3
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Hijau
Hijau


3
1
2
3
Kuning kecoklatan
Coklat
Coklat
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua


4
1
2
3
Coklat
Coklat
Kuning kecoklatan
Hijau Tua
Hijau Tua
Hijau Tua

Tabel.1 Hasil Pengamatan berat polong (gr)
GENOTIPE
ULANGAN
JUMLAH
RATA2
1
2
3
4
G1
21,6
31,73
33,46
28,33
115,12
28,78
G2
31,46
32,26
29,46
33,26
126,44
31,61
G3
33,66
30,23
32,03
40,56
136,48
34,12
G4
10,03
45,73
30,33
26,13
112,22
28,055
G5
20,16
43,7
34,26
38,7
136,82
34,205
G6
17,7
15,1
34,1
28
94,9
23,725
G7
8,36
15,33
11,03
18,56
53,28
13,32
G8
5,3
18,93
32,33
8,06
64,62
16,155
G9
6,75
18,36
36,73
13,36
75,2
18,8
G10
9,76
15,53
18,83
12,06
56,18
14,045
G11
8,53
10,5
10,46
8,93
38,42
9,605
G12
7,33
12,5
9,2
12,43
41,46
10,365
TOTAL
180,64
289,9
312,22
268,38
1051,14

Perhitungan :
FK                      =  23018,65

JK total           = (21,62 + 31,732 + … + 12,432) – 23018,65 = 6205,123
JK Genotip      =   = 3782,921
JK Blok           = = 829,8456

JK Galat          = JK total – JK Genotipe – JK Blok
                        = 1592,356
Analisis Varian
SK
db
JK
KT
FHIT
F5%
1%
Blok
3
829,8456
276,6152
5,732576
2,89
4,44
Genotipe
11
3782,921
343,9019
7,127026
2,09
2,84
Galat
33
1592,356
48,25321



total
47
6205,123

1.     Ragam genetik
KT Galat = M1 = σ2E = 48,25
 =
                   =
                   =  73,91
2.     Standar deviasi ragam genetik
              =
                      =
                       = 73,57347
3.     KK G =
          =
           = 3,37 %
X =

4.     KKF =
         =
         = 5,58 %
KKF =   = 73,91 + 48,25 = 122,16
5.     h2bs =
=
= 0,60 %

Tabel 2. Hasil pengamatan Diameter Batang (mm)
PERLAKUAN
ULANGAN


I
II
III
IV
total
rata-rata
G1
0,28
0,4
0,45
0,41
1,54
0,385
G2
0,35
0,45
0,44
0,4
1,64
0,41
G3
0,44
0,41
0,39
0,4
1,64
0,41
G4
0,5
0,44
0,4
0,4
1,74
0,435
G5
0,45
0,44
0,32
0,4
1,61
0,4025
G6
0,41
0,38
0,32
0,4
1,51
0,3775
G7
0,26
0,26
0,26
0,28
1,06
0,265
G8
0,25
0,23
0,28
0,43
1,19
0,2975
G9
0,29
0,27
0,32
0,25
1,13
0,2825
G10
0,29
0,23
0,27
0,35
1,14
0,285
G11
0,28
0,23
0,23
0,24
0,98
0,245
G12
0,29
0,28
0,32
0,24
1,13
0,2825
total
4,09
4,02
4
4,2
16,31

Perhitungan :
FK     =  5,542002

JK total           = (0,282 + 0,42 + … + 0,242) – 5,542002 = 0,294898
JK Genotip      =   = 0,209023
JK Blok           = = 0,00204

JK Galat          = JK total – JK Genotipe – JK Blok
                        = 0,083835

Analisis Varian
SK
DB
JK
KT
F hit
F5%
F1%
Blok
3
0,00204
0,00068
0,267613
2,89
4,44
Genotipe
11
0,209023
0,019002
7,479759
2,09
2,84
Galat
33
0,083835
0,00254



Total
47
0,294898





1.      Ragam genetik
KT Galat = M1 = σ2E = 0,083835
 =
                        =
                        =  0,018367
2.      Standar deviasi ragam genetik
             =
                        =
                        = 1,4142194
3.      KK G =
           =
           = 0,05 %
X = 9

4.     KKF =
         =
         = 3,31 %
KKF  =   = 0,018367+ 0,083835 = 0,102202
5.     h2bs =
=
= 0,17 %

Tabel 3. Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm)
perlakuan
ulangan
jumlah
rata2
1
2
3
4
G1
62,66
66,5
61,66
64,8
255,62
63,905
G2
79,66
74,33
85,33
84,66
323,98
80,995
G3
72,16
81,66
81,66
92
327,48
81,87
G4
68,66
60,66
79,66
61,33
270,31
67,5775
G5
76,66
71,56
88,66
75,76
312,64
78,16
G6
86,9
72,83
86,33
73,83
319,89
79,9725
G7
65
60
68
74
267
66,75
G8
63
85,33
61,66
82,46
292,45
73,1125
G9
83,33
108,33
60
60
311,66
77,915
G10
68,33
104,66
64,33
80
317,32
79,33
G11
79,33
105,33
49
60,33
293,99
73,4975
G12
70
75,33
61
69
275,33
68,8325
TOTAL
875,69
966,52
847,29
878,17
3567,67

Perhitungan :
FK                      =  265172,3

JK total           = (62,662 + 66,52 + … + 692) – 265172,3 = 7664,5691
JK Genotip      = = 1719,05502
JK Blok           = = 667,456023

JK Galat          = JK total – JK Genotipe – JK Blok
                        = 5278,05805
Analisis Varian
SK
DB
JK
KT
F
F

Blok
3
667,456023
222,4853
1,391045
2,89
4,44
Genotipe
11
1719,05502
156,2777
0,977095
2,09
2,84
Galat
33
5278,05805
159,9412



Total
47
7664,5691




1.     Ragam genetik
KT Galat = M1 = σ2E = 159,9412
 =
                   =
                   =  - 0,915
2.     Standar deviasi ragam genetik
       =
                   =
                   = 3,395127
3.     KK G =
         =
                    = -0,01 %
X = 74,32
4.     KKF =
         =
        = 2,1 %
KKF =   = - 0,915 + 159,9412 = 158,97
5.     h2bs =
=
- 5,75 %

Tabel 4. Hasil pengamatan jumlah daun
VARIETAS
ULANGAN
Total
Rata-rata
I
II
III
IV
G1
22
18,66
21,6
18,66
80,92
20,23
G2
20,6
22
16,6
21
80,2
20,05
G3
18,33
17,33
20
20.66
55,66
18,5533
G4
16,33
18,66
19
20,33
74,32
18,58
G5
20,33
22,33
21
23,33
86,99
21,7475
G6
18,33
20,66
20
18,33
77,32
19,33
G7
6
15,66
8,66
9,66
39,98
9,995
G8
8,33
15,66
25,33
21,66
70,98
17,745
G9
9
13,33
11,3
10
43,63
10,9075
G10
9
22,33
24
6,33
61,66
15,415
G11
13,66
14
13,33
15,33
56,32
14,08
G12
10
19
19
11
59
14,75
TOTAL
171,91
219,62
219,82
175,63
786,98
201,383
 Perhitungan
FK    =  12902,87
JK total           = (222 + 18,662 + … + 112) – 12902,87 1485,843
JK Genotip      = = 632,7006
JK Blok           = = 176,5285
JK Galat          = JK total – JK Genotipe – JK Blok
                        = 676,6143
Analisis Varian
SK
DB
JK
KT
FHIT
F5%
F1%
Blok
3
176,5285
58,84282
2,869897
2,89
4,44
Genotipe
11
632,7006
57,51824
2,805294
2,09
2,84
Galat
33
676,6143
20,50346



Total
47
1485,843




1.     Ragam genetik
KT Galat = M1 = σ2E = 20,50346
     =
                   =
                   =  9,253694
2.     Standar deviasi ragam genetik
       =
                   =
                   = 2,219262
3.     KK G =
          =
                     = 56,43 %
 X =  16,39
4.     KKF =
         =
         = 1,81 %
KKF =   = 9,253694 + 20,50346 = 29,75716
5.     h2bs   =
=
0,31 %

4.2 Pembahasan
Nilai h2 menunjukan besarnya potensi dari populasi intuk menerima perbaikan dan memiliki nilai antara 0 dan 1, jika H2 = 1berarti bahwa keragaman fenotipe seluruhnya timbil karena adanya perbedaan genotype sebaliknya, jika H2 = 0 berati keragaman fenotipe seluruhnya timbul karena pengaruh lingkungan yang memang beragam. kriteria heritabilitas: 0 – 20 (rendah); 20 – 50 (sedang); > 50 (tinggi).
Variasi pada tumbuhan merupakan gabungan dari  pengaruh genetik dan lingkungan sangat mendukung dalam pertumbuhan suatu  tanaman. Tanaman yang memiliki ragam genetic yang tinggi cenderung akan mendapatkan  sangat sedikit pengaruh dari lingkungannya. Jumlah daun  tanaman salah satu faktor kondisi tanaman yang sangat dipengaruhi oleh factor genetic dan sedikit dipengaruhi oleh factor lingkungan. Dengan menduga keragaman genetic pada berat kering polong memiliki standar deviasi ragam genetik yang c           ukup luas yaitu  sebesar 73,57 sedang nilai KKG  menunjukkan  angka sebesar 3,37 yang mengisyaratkan bahwa KKGnya agak sempit. Dengan nilai heretabilitas berat polong kering sebesar 0,60 yang berarti memiliki heretabilitas rendah.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa keragaman genetic pada berat polong tanaman kacang hijau atau faktor genetik berpengaruh terhadap berat polong. Faktor  genetic dan faktor lingkungan yang akan menentukan  besar kedua faktor yang dapat mempengaruhi tinggi tanaman jagung.
Pada nilai KKF menunjukkan criteria nilai yang sempit yaitu lebih dari 5,58 %, yang berarti sedang. Sehingga kondisi pertumbuhan tinggi tanaman sangat di pengaruhi oleh faktor genetic yang keduaya sama besar pengaruhnya. Sehingga faktor genetic yang mendominasi.
            Pada diameter batang tanaman kacang hijau yang sudah  melalui analisis ragam genetic di dapatkan  standar deviasi ragam genetik yaitu 1,4142194 menandakan bahwa KKGnya agak sempit.KKG pada diameter batang tanaman kacang hijau menunjukkan bahwa sifat besarnya diameter batang di bawa oleh factor genetik. Faktor genetic masih memiliki pengaruh yang positif terhadap diameter batang tanaman kacang hijau.
Perkembangan diameter batang tanaman kacang hijau memiliki fakto gen baik dengan  mampu membuat tanaman jagung memunculkan ekspresi  faktor besarnya diameter batang tanaman kacang hijau. Pada  Koefesien Keragaman Fenotipe (KKF) memiliki criteria nilai yang sempit sebesar  3,31 %. dengan kata lain  lingkungan  atau environment tidak memberikan  pengaruh besar dalam pertambahan  diameter batang kacang hijau. Genetik pembawa sifat besarnya diameter batang mampu bertahan pada lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan diameter batang tanaman. Dari hasil analisis yang dilakukan pertambahan diameter batang tanaman jagung memiliki peningkatan  yang sama dengan jumlah daun tanaman jagung yang mempengaruhi penampilannya adalah gentik tanaman itu sendiri.

BAB V KESIMPULAN

5.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1.      bahwa heritabilitas merupakan nilai relatif yang menunjukkan besarnya sumbangan keragaman genotype. Dimana heritabilitas dalam arti sempit (narrow sense) yaitu perbandingan antara ragam genetik additif dengan ragam fenotipik. Heritabilitas menentukan keberhasilan seleksi karena dapat memberikan petunjuk suatu sifat lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor lingkungan.
2.      Dengan semakin tinggi nilai h2 dapat diartikan bahwa keragaman sifat produksi lebih banyak dipengaruhi oleh perbedaan genotipe tanaman dalam populasi, dan hanya sedikit pengaruh keragaman lingkungan. Pada nilai heritabilitas negatif atau lebih dari satu secara biologis tidak mungkin terjadi. Variasi genetik dan heritabilitas suatu sifat dipengaruhi oleh populasi dan faktor lingkungan dengan nilai heritabilitas suatu sifat tergantung pada tindak gen yang mengendalikan sifat tersebut pada tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010.Tipe-tipe pembungaan pada tanaman.http//wikipedia.com. Diakses pada 15/3/2013 pukul 19:40
Allard, R. W, 1995. PemuliaanTanaman. Jakarta; Rineka Cipta
De Nettancourt, D. 1997. Incompatibility in Angiosperms. Berlin: Springer verlag
Martojo. 1992. Heretabilitas. http://wiradana-syaoran.blogspot.com/
Syukur, M., S, S. Sujiprihati dan R. Yunianti. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta;Niaga Swadaya. Cetakan I

Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman. Bengkulu. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas pertanian UNIB.

Tidak ada komentar: